Di era digital yang serba cepat ini, istilah "Duck Syndrome" semakin relevan, terutama bagi generasi terbaru yang tumbuh di tengah kemajuan teknologi, yaitu Gen Z. Duck Syndrome menggambarkan kondisi di mana seseorang tampak tenang dan terkendali di permukaan, namun sebenarnya berjuang keras di bawah permukaan. Seperti bebek yang terlihat mengapung dengan tenang di atas air, namun kakinya terus mengayuh dengan keras untuk tetap bergerak.
 Apa Itu Duck Syndrome?
Duck Syndrome pertama kali populer di kalangan mahasiswa di Stanford University, di mana para siswa sering merasa perlu untuk tampil sempurna meski di bawah permukaan mereka merasa stres dan cemas. Kondisi ini mencerminkan tekanan untuk menampilkan citra diri yang sempurna, sementara kenyataannya, individu tersebut mungkin mengalami kesulitan yang signifikan.
 Gen Z dan Media Sosial
Gen Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, adalah generasi yang tumbuh bersama internet dan media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan Snapchat memungkinkan mereka untuk membagikan momen-momen kehidupan yang tampak sempurna. Namun, di balik foto-foto yang indah dan video-video yang menarik, ada tekanan besar untuk mempertahankan penampilan yang sempurna.
Media sosial seringkali menampilkan versi terbaik dari kehidupan seseorang. Ini menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan perbandingan sosial yang tidak sehat. Gen Z merasa perlu untuk menutupi kelemahan mereka dan hanya menampilkan sisi terbaik mereka, yang akhirnya dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan bahkan depresi.
 Tekanan Akademis dan Karir
Selain tekanan dari media sosial, Gen Z juga menghadapi tekanan akademis dan karir yang tinggi. Kompetisi untuk masuk ke perguruan tinggi terbaik dan mendapatkan pekerjaan yang baik semakin ketat. Gen Z sering merasa perlu untuk berprestasi lebih baik dari generasi sebelumnya. Mereka menghadapi harapan tinggi dari orang tua, guru, dan bahkan diri mereka sendiri.
Tekanan ini tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam diri mereka. Gen Z memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap diri mereka sendiri, yang seringkali menyebabkan perasaan tidak pernah cukup baik. Mereka merasa harus selalu menjadi yang terbaik, tidak hanya dalam hal akademis dan karir, tetapi juga dalam kehidupan sosial dan pribadi mereka.
 Dampak Terhadap Kesehatan Mental
Duck Syndrome dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan mental Gen Z. Tekanan untuk selalu tampil sempurna dan menyembunyikan kesulitan mereka dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang serius. Beberapa dampak yang mungkin terjadi termasuk: