Jikalau setiap kita selalu berubah, maka apakah aneh jikalau kita bertanya ke teman atau saudara kita mengapa hari ini anda berubah? Kenapa hari ini anda tak seperti hari-hari kemarin? Sebenarnya pertanyaan ini tidak aneh karena salah satu hasrat manusia adalah keingintahuan akan sesuatu termasuk perubahan.
Manusia membutuhkan sebuah jawaban yang beralasan untuk sebuah perubahan yang dia lihat, namun perlu ada introspeksi diri, apakah orang lain yang berubah ataukah cara pandang kita tentang orang itu yang berubah? Karena disaat kita memperhatikan perubahan pada seseorang, kita seharusnya sadar bahwa kita pun sedang berubah. Mungkin cara pandang kita tentang orang itu yang berubah sehingga akhirnya berdampak pada kesimpulan kita tentang orang itu pun ikut berubah. Apakah kesimpulan kita positif atau negatif???Berimbang dan bijak ataukah menghakimi tanpa alasan yang kuat?
Terkadang kita menilai orang lain berdasarkan standar diri kita atau standar rata-rata manusia, sehingga ketika perubahan perilaku orang itu tak sesuai dengan standar kita maka kita menganggap orang itu aneh. Padahal cara pandang kitalah yang terlalu dangkal. Kenapa dangkal? Karena orang lain belum tentu sama dengan standar diri kita dan rata rata manusia yang kita ketahui, karena setiap individu manusia itu unik dan tak bisa dinilai dengan nilai mean atau nilai rata rata. Contohnya ada manusia paling tinggi di dunia, maka tak menutup kemungkinan ada manusia dengan kepribadian langkah yang tak termasuk kategori kepribadian-kepribadian dalam standar rata-rata kita atau pun mungkin tidak masuk dalam kategori psikologi.
Menilai sesama itu adalah hak kita sebagai makhluk rasional, tapi jangan terburu buru menyimpulkan pendapat anda tentang seseorang sebelum anda mengenalnya lebih dalam. Kalau baru sebatas opini pribadi maka janganlah dibagikan ke orang lain karena jikalau kesimpulan anda salah dan terlanjur diterima oleh orang lain maka itu akan menjadi prasangka kolektif.Â
Benar menurut realitas imajinatif yang anda konstruksikan dalam imajinasi anda tentang seseorang belum tentu benar secara faktual. Cara pandang anda mengenai seseorang mungkin dipengaruhi oleh ekspektasi anda terhadap orang lain berdasarkan standar subjektif anda atau standar subjektif kelompok anda.Â
Jadi berhati hatilah menilai seseorang karena kita tak pernah tahu seberapa besar perjuangannya melewati berbagai perubahan untuk menjadi dirinya sendiri. Â Untuk menjadi diri sendiri, dia harus bergemuruh dengan pikirannya untuk bisa tetap dipahami dalam diam.Â
Berhati-hatilah juga dalam mengemukakan pertanyaan kepada seseorang yang anda anggap berubah. Jangan sampai justru pertanyaan anda mengintimidasinya dan terkesan menuntutnya untuk berperilaku seperti yang anda mau. Mungkin perubahan pada dirinya merupakan proses kembali ke jati dirinya. Biarkan dia berubah jikalau itu cara dia menjadi diri sendiri. Biarkanlah dia menjadi diri sendiri karena itulah cara dia menikmati hidup. Marilah kita belajar dari Bunglon.
Daftar Referensi
Berthens, K. 1998. Ringkasan Sejarah Filsafat.Yogyakarta : KANISIUS.
Darmawan, A.P. 2022. Apa Itu Teori Jendela        Johari.https://www.kompas.com/skola/read/2022/04/18/160000669/apa-itu-teori-jendela-johari-.Diakses pada 10 Maret 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H