Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi (1): Senja Menjemputmu Pulang

28 Januari 2025   13:30 Diperbarui: 28 Januari 2025   12:48 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret kakek yang sudah mulai renta (sumber: pixabay.com/bayu waseso)

Kita yang Semakin Tua

Di bawah langit yang mulai pudar senja,  
Kita berjalan, pelan tapi pasti,  
Menyusuri lorong waktu yang kian sempit,  
Merasakan jejak langkah yang semakin lelah,  
Kita yang dahulu penuh cahaya,  
Sekarang terlupakan oleh senyum angin yang sudah lepas.  

Ah, kita yang dahulu begitu muda,  
Menari di atas angin, tanpa peduli pada waktu,  
Menyentuh mimpi dengan tangan yang tak kenal batas,  
Namun, lihatlah kini, tubuh kita merunduk,  
Punggung yang dulu tegak kini dibebani dunia,  
Dan rambut yang hitam pekat berubah jadi abu-abu,  
Sebuah tanda bahwa waktu tak mengenal ampun.

Dulu, kita bicara tentang segala kemungkinan,  
Tentang hari esok yang tak terbatas,  
Tapi sekarang, suara kita perlahan melunak,  
Lidah yang dulu lantang kini terdiam,  
Hanya angin dan debu yang bersaksi  
Pada apa yang telah kita buat,  
Pada kisah yang telah tercipta di antara langkah-langkah yang semakin lambat.

Adakah kita yang dahulu akan mengenali diri kita yang kini?  
Seseorang yang pernah begitu berani,  
Sekarang cemas pada bayang-bayang sendiri,  
Seseorang yang pernah berjalan dengan gegap gempita,  
Sekarang berhati-hati, menghitung langkah,  
Takut terjatuh dalam kekosongan yang telah kita ciptakan.  
Apakah ini yang disebut "tua"?  

Namun, dalam segala kesunyian ini,  
Ada sesuatu yang tetap bertahan.  
Seperti embun yang menetes di pagi hari,  
Meski tipis, ia tetap ada.  
Ada kenangan yang tak akan lepas dari kita,  
Seperti akar yang mencengkeram bumi,  
Meski kita berjalan menjauh,  
Ia tetap di sana, tak terhapus oleh usia.

Kita yang semakin tua,  
Tak lagi mengejar fajar dengan semangat yang membara,  
Namun kita belajar menikmati senja yang datang perlahan,  
Menyadari bahwa dalam keheningan ini,  
Ada kedamaian yang kita cari sejak dulu,  
Ada kebijaksanaan yang datang bersama usia,  
Seperti pelajaran yang tak terucapkan,  
Namun kita rasakan dalam setiap detak jantung yang semakin pelan.

Kita yang semakin tua,  
Menatap dunia dengan mata yang lebih bijaksana,  
Mengetahui bahwa setiap kebahagiaan yang tercipta,  
Selalu ada harga yang harus dibayar,  
Bahwa setiap tawa yang terdengar,  
Pasti ada air mata yang tersembunyi,  
Bahwa setiap cinta yang tumbuh,  
Pasti akan layu dan menghilang.

Dan mungkin, kita yang semakin tua,  
Bukan hanya menjadi tua dalam bentuk tubuh,  
Namun juga dalam cara berpikir dan merasa,  
Menjadi lebih peka terhadap kehidupan,  
Lebih sadar akan kelembutan hati,  
Yang hanya bisa ditemukan setelah bertahun-tahun menapaki jejak-jejak ini.  

Kita yang semakin tua,  
Bukanlah sebuah perjalanan yang sia-sia,  
Melainkan sebuah perjalanan menuju ketenangan,  
Sebuah pelajaran tentang menerima,  
Tentang melepaskan,  
Tentang menjadi bagian dari alam,  
Yang terus berputar tanpa henti,  
Tanpa pernah menoleh pada mereka yang sudah lelah.

Dan ketika akhirnya kita menutup mata,  
Kita tidak akan takut lagi,  
Karena kita tahu,  
Kita telah berjalan dengan segala yang kita miliki,  
Dengan segala cinta, segala harapan,  
Dan segala kenangan yang membentuk kita.  
Kita yang semakin tua,  
Akan tetap hidup dalam setiap desir angin,  
Dalam setiap gemericik hujan yang jatuh,  
Dalam setiap bunga yang mekar di musim semi,  
Karena kita adalah bagian dari waktu itu sendiri,  
Dan waktu, meski terus berjalan,  
Tak pernah benar-benar meninggalkan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun