tawa selama bertahun-tahun.
Pagi itu, matahari bersinar terang di atas desa SukaRia. Hari-hari di desa ini selalu penuh kejutan, namun tidak ada yang menyangka bahwa kejadian hari ini akan menjadi bahanDi tengah desa terdapat seorang pria bernama Pak Joko. Ia terkenal karena idenya yang seringkali aneh dan tidak masuk akal. Pak Joko adalah seorang petani yang selalu mencoba hal-hal baru.Â
Suatu hari, ia mendapatkan ide untuk membuat jebakan tikus terbesar di dunia. Ia berpikir, dengan jebakan sebesar itu, ia bisa menangkap semua tikus yang ada di desanya dalam satu kali percobaan.
Dengan penuh semangat, Pak Joko mulai merancang jebakan tikusnya. Ia menggunakan segala macam benda yang ada di rumahnya: ember, papan kayu, kawat, bahkan panci dan wajan.
Setelah berminggu-minggu bekerja keras, akhirnya jebakan tikus raksasa itu selesai. Pak Joko merasa sangat bangga dan yakin bahwa ciptaannya ini akan menjadi solusi untuk masalah tikus di desanya. Ia pun memasang jebakan tersebut di ladangnya dan menaburkan biji-bijian di sekitarnya sebagai umpan.
Keesokan harinya, Pak Joko berangkat ke ladang dengan penuh harapan. Ia ingin melihat berapa banyak tikus yang berhasil ia tangkap.Â
Betapa terkejutnya ia ketika sampai di sana dan menemukan jebakannya kosong. Tidak ada satu pun tikus yang tertangkap. Pak Joko tidak menyerah. Ia memutuskan untuk mencoba lagi dan menaburkan lebih banyak umpan.
Sementara itu di desa SukaRia, para warga mulai mendengar kabar tentang jebakan tikus raksasa Pak Joko. Mereka merasa penasaran dan datang beramai-ramai ke ladang Pak Joko untuk melihatnya.Â
Di antara kerumunan warga, ada Bu Siti, tetangga Pak Joko, yang terkenal karena ketajaman lidahnya. Bu Siti tidak bisa menahan tawa ketika melihat jebakan itu. Menurutnya, ide Pak Joko ini adalah ide paling konyol yang pernah ia dengar.
Hari-hari berlalu dan jebakan tikus Pak Joko tetap tidak berhasil menangkap satu tikus pun. Namun, justru karena itu, jebakan ini menjadi bahan olok-olok di desa. Anak-anak desa menjadikan jebakan itu sebagai tempat bermain.Â
Mereka memanjat dan berlari-lari di sekitar jebakan, membuat Pak Joko semakin frustasi. Tapi, di sisi lain, Pak Joko juga merasa senang karena jebakan raksasanya menjadi pusat perhatian dan hiburan bagi warga desa.