Hari-hari berikutnya, Arman dan Rina sering bertemu. Mereka menghabiskan waktu bersama, menjelajahi sudut-sudut kota yang penuh kenangan. Setiap tempat yang mereka kunjungi mengingatkan mereka pada masa-masa indah dulu, seolah waktu tak pernah berlalu.Â
Mereka kembali ke kafe "Kenangan Kita", tempat mereka pertama kali bertemu kembali. Kafe itu telah mengalami beberapa perubahan, tapi esensinya tetap sama.
Tanpa perlu berbicara, mereka tahu bahwa perasaan itu masih ada. Meskipun waktu dan jarak telah memisahkan mereka, cinta yang dulu pernah mereka miliki tak pernah benar-benar hilang.Â
Mereka berjalan di sepanjang jalan setapak di taman kota, melihat bunga-bunga yang bermekaran, seakan merayakan pertemuan mereka kembali.
Pada suatu malam yang tenang, mereka duduk di tepi danau, menikmati keheningan yang hanya bisa dipahami oleh dua orang yang pernah berbagi hati.
Bintang-bintang bersinar terang di langit, memancarkan cahaya yang sama seperti malam-malam dulu. Arman memandangi Rina, menyadari bahwa cinta masa SMA-nya telah menemukan jalannya kembali.
Meski tak ada kata yang terucap, mereka tahu bahwa kesempatan kedua ini adalah anugerah. Hidup telah membawa mereka ke jalan yang berbeda, tapi takdir mempertemukan mereka kembali.Â
Mereka menyadari bahwa cinta sejati tak pernah benar-benar pudar, hanya bersembunyi di balik bayang-bayang waktu.
Arman tahu bahwa ia harus kembali ke Jakarta, tapi kali ini ia tak merasa sedih. Ia dan Rina telah menemukan kembali apa yang hilang, dan mereka siap menghadapi masa depan bersama.Â
Tanpa dialog, tanpa janji-janji yang terucap, mereka mengerti bahwa cinta mereka akan selalu abadi.
Di penghujung minggu, Arman kembali ke Jakarta dengan hati yang penuh. Ia membawa serta kenangan indah dan perasaan yang baru. Rina tetap di kota kecil itu, mengajar dan menjalani hidupnya, tapi kali ini dengan harapan baru. Mereka tak lagi merasa kehilangan, karena mereka tahu bahwa cinta sejati akan selalu menemukan jalannya kembali.