Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Petualangan di Lembah Hijau

20 Juni 2024   11:15 Diperbarui: 20 Juni 2024   11:43 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret masa kecil (sumber: merdeka.com)

"Ini dia!" seru Budi. "Ayo kita masuk."

Dengan hati-hati, mereka memasuki gua. Suasana di dalam gua sangat berbeda, dingin dan lembab. Mereka menyalakan senter dan melangkah perlahan. Setiap langkah terasa seperti petualangan yang mendebarkan.

Setelah beberapa meter, mereka tiba di persimpangan. Ada dua jalan, satu ke kiri dan satu ke kanan. 

Ani berpikir sejenak, "Pak Hasan bilang, kita harus selalu memilih jalan yang diterangi oleh cahaya alami."

Mereka memilih jalan ke kanan yang tampak lebih terang. Jalan itu membawa mereka ke sebuah ruangan besar yang dipenuhi stalaktit dan stalagmit. Di tengah ruangan itu, ada sebuah kotak tua yang tertutup debu.

"Ini pasti harta karunnya!" seru Rudi dengan gembira.

Budi membuka kotak itu perlahan-lahan. Di dalamnya, bukan emas atau permata, tetapi sebuah buku tua yang kulitnya sudah usang. Ani mengambil buku itu dan membukanya. Ternyata, buku itu penuh dengan catatan dan peta.

"Ini adalah buku catatan petualangan!" kata Ani dengan mata bersinar.

Mereka duduk melingkar dan mulai membaca buku itu. Ternyata, buku itu adalah catatan dari seorang penjelajah yang pernah tinggal di desa mereka bertahun-tahun yang lalu. Buku itu penuh dengan cerita tentang petualangan di hutan, penemuan gua-gua lain, dan peta harta karun.

"Ada lebih banyak gua dan petualangan di hutan ini!" seru Siti dengan semangat.

"Kita harus menemukan semuanya!" jelasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun