Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Wajah Teduh Ibuku

17 Juni 2024   20:18 Diperbarui: 17 Juni 2024   20:45 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah sinar lembut pagi, saat embun masih menari,
Kasih ibu terurai laksana cahaya mentari,
Menerangi jalan hidup, penuh cinta yang abadi,
Menyusuri waktu, tak kenal lelah, tak pernah berhenti.

Di dalam pelukannya, terjaga hangatnya cinta,
Menenangkan resah, menghapus segala duka,
Setiap senyumnya adalah pelipur lara,
Mengajarkan cinta tanpa pamrih, tanpa syarat di dada.

Dari pagi yang riuh hingga malam yang sunyi,
Ibu adalah sinar, penuntun yang sejati,
Tangannya yang lemah lembut, penuh kasih tanpa henti,
Membuat dunia terasa aman, penuh damai di hati.

Saat langkah pertama diambil, di sanalah ia berdiri,
Menyemangati dengan senyum, meski lelah melanda diri,
Tangannya mengulurkan kekuatan, memberi energi,
Mengajarkan arti tegar, dalam suka maupun perih.

Ibu adalah pelangi, dalam badai kehidupan,
Menghadirkan warna, saat gelap melanda pandangan,
Mengajarkan arti sabar, dalam setiap ujian,
Membimbing dengan cinta, melewati rintangan.

Setiap tetes keringatnya adalah bukti pengorbanan,
Setiap doa yang terucap adalah wujud harapan,
Demi kebahagiaan sang anak, ia rela berkorban,
Tak terukur dalamnya cinta, tak ternilai dalamnya pengorbanan.

Di saat dunia terasa berat, penuh tekanan,
Kasih ibu adalah penawar, pembawa kedamaian,
Dalam dekapan hangatnya, hilang semua beban,
Menyadarkan kita bahwa cinta sejati ada dalam genggaman.

Meski usia terus bergulir, waktu terus berlari,
Kasih ibu tak pernah pudar, tetap mengalir murni,
Mengisi setiap sudut hati dengan cinta yang abadi,
Menjadi bintang penuntun, dalam gelapnya malam hari.

Wahai ibu, kau adalah surga dalam dunia fana ini,
Dengan kasihmu, dunia menjadi tempat yang lebih indah, lebih berarti,
Setiap detik bersamamu adalah anugerah tak ternilai,
Kasihmu adalah harta karun, yang tak pernah bisa tergantikan.

Dalam setiap senyum, dalam setiap tatapan,
Tersimpan kekuatan cinta, penuh keikhlasan,
Ibu, engkau adalah pahlawan, tanpa tanda jasa,
Yang memberi tanpa mengharap, dengan cinta tulus di hati yang mulia.

Terima kasih, ibu, untuk setiap kasih sayang,
Untuk setiap pengorbanan, dan setiap pengharapan,
Engkaulah cahaya dalam hidupku, sumber kekuatan,
Dengan kasihmu, aku mampu melangkah, menghadapi segala rintangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun