Ketidakmampuan lawan untuk bertahan tegar bisa menjadi pelajaran berharga bagi tim Merah Putih.
Mereka akan menyadari bahwa sepak bola saat ini tidak hanya tentang keterampilan, taktik, dan organisasi permainan, tetapi juga tentang kemampuan akting untuk mendapatkan simpati dari wasit.
Pertandingan ini diwarnai dengan satu kontroversi besar di babak kedua, terutama pada menit ke-72, saat wasit memberikan penalti kepada Guinea U-23.
Wasit menganggap bahwa Alfeandra Dewangga melakukan pelanggaran terhadap pemain lawan saat berusaha merebut bola dengan tekelnya. Dewangga menyatakan keberatan terhadap keputusan tersebut, karena menurutnya ia telah mencapai bola terlebih dahulu.
Dari tayangan ulang, terlihat bahwa Dewangga memang berhasil menyentuh bola lebih dulu. Namun, sayangnya, Video Assistant Referee (VAR) tidak digunakan dalam pertandingan ini, yang membuat wasit tidak dapat melakukan pengecekan ulang terhadap insiden tersebut.
Ketidakhadiran VAR dalam laga penting seperti ini tentu sangat disayangkan, mengingat bahwa dalam Piala Asia U-23 2024 yang berlangsung sebelumnya, penggunaan VAR dilakukan dengan optimal.
Meskipun Timnas Indonesia U-23 mengalami kekalahan dari Guinea U-23, mereka tetap patut diapresiasi. Terlebih adanya insiden yang kurang mengenakan dialami oleh pemain Garuda Muda Witan Sulaeman yang membuat kepalanya harus menerima beberapa jahitan.
Mereka telah menunjukkan dedikasi maksimal di lapangan, bahkan dalam situasi yang sulit, termasuk saat berlaga di Piala Asia U-23 2024.
Perlu diingat bahwa mereka masih bermain di level kelompok usia, dengan para pemain yang masih sangat muda. Mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan, bukan kritik yang keras pada usia mereka saat ini.
Potensi mereka untuk berkembang dan bermain lebih baik di masa depan sangat besar. Penting juga untuk diingat bahwa ini adalah kali pertama Timnas Indonesia U-23 mencapai level kompetisi internasional yang sedemikian tinggi, mencapai posisi empat di Piala Asia U-23 dan bermain di babak playoff Olimpiade, pencapaian yang patut dihargai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H