2. Event yang monoton
Layaknya game yang berkembang dari waktu ke waktu, sejak awal perilisannya, Free Fire sudah membuat berbagai event dan menjual beragam skin yang bervariasi.
Dibalik rilisnya event dan skin-skin, nyata banyak pemain yang menilai skin tersebut sudah pernah rilis sebelumnya, sehingga membuat para pemain bosan.
Skin yang ada hanya pada season satu, season sepuluh dirilis kembali, hal tersebut tentu membuat player lama merasa percuma telah membeli skin pada season awal perilisan, karena sudah tidak dianggap skin limited.
3. Mulai ditinggalkan konten kreator
Tanpa disadari, para pembuat konten juga berperan dalam meningkatkan popularitas dan kehidupan game di antara pemain dan komunitasnya.
Meski begitu, belakangan para pembuat konten Free Fire malah semakin sedikit dan memilih untuk beralih ke game dan konten lain.Â
Konten kreator yang sudah tidak asing lagi di telinga para pemain Free Fire seperti Rizalmuk, Budi Gaming, Wawan, dan Letda Hyper mulai menanggalkan akun Free Fire miliknya, dan berganti menjadi konten reaction.
4. Kalah saing game MOBA
Alasan terakhir mungkin menjadi hal yang terbesar penyebab kemunduran Free Fire dari persaingan game, apalagi kalau bukan munculnya game MOBA, seperti Legends of Legends, Arena Of Valor, dan tentunya Mobile Legends.
Para anak muda sekarang dinilai lebih senang bermain game tipe MOBA arena, ketimbang FPS.
Sebetulnya tidak hanya Free Fire, game PUBGM juga turut mengalami penurun pemain karena mulai tergeser oleh game bergenre MOBA