Gunungkidul, diduga terjadi karena kebiasaan penduduk setempat mengonsumsi bangkai hewan ternak yang mati akibat penyakit.Â
Penyebaran antraks di Semanu, KabupatenBrandu adalah tradisi di mana penduduk saling memberikan sumbangan uang kepada mereka yang ternaknya sakit atau mati, dan daging dari hewan ternak yang mati tersebut kemudian dibagi-bagikan. (Dikutip dari Kumparan News, Sabtu (08/06/23).
Sebagian masyarakat mungkin belum mengenai penyakit antraks ini. Oleh karena itu pemahaman mengenai antraks itu sendiri perlu dilakukan. Salah satunya mengenai asal-usul antraks.
Antraks
Antraks adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Bacillus anthracis. Bakteri ini menghasilkan spora yang dapat bertahan lama dalam tanah dan bahan organik. Antraks dapat mempengaruhi hewan dan manusia.
Penularan antraks pada manusia biasanya terjadi melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi atau produk-produk hewan yang terkontaminasi, seperti wol, bulu, atau daging. Bakteri ini dapat masuk ke tubuh manusia melalui luka terbuka pada kulit, melalui saluran pencernaan saat mengonsumsi daging yang terkontaminasi, atau melalui inhalasi spora bakteri yang tersebar di udara. Terdapat tiga bentuk utama antraks pada manusia adalah sebagai berikut.
1. Antraks kulit
Antraks kulit adalah bentuk antraks yang paling umum terjadi pada manusia. Penyakit ini terjadi ketika spora Bacillus anthracis masuk ke tubuh melalui luka terbuka pada kulit. Setelah masuk, spora bertransformasi menjadi bakteri aktif dan mulai berkembang biak.
Gejala antraks kulit biasanya muncul dalam waktu 1 hingga 7 hari setelah paparan. Gejala awalnya mirip dengan flu, seperti demam ringan, kelelahan, sakit kepala, dan nyeri otot. Namun, ciri khas dari antraks kulit adalah munculnya lesi kulit yang disebut eschar. Eschar adalah lesi berwarna hitam atau kecokelatan yang dapat terjadi di area masuknya bakteri.
Eschar biasanya tidak menyebabkan rasa sakit dan sering terjadi pada bagian tubuh yang terpapar langsung oleh spora, seperti wajah, lengan, atau leher. Seiring waktu, eschar dapat membesar dan menjadi kering, membentuk kerak. Di sekitar eschar, kulit mungkin menjadi merah, bengkak, dan terasa nyeri.
Pada beberapa kasus, antraks kulit dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih serius jika tidak diobati dengan cepat. Infeksi bisa menyebar ke jaringan di sekitarnya dan menyebabkan komplikasi seperti selulitis (infeksi kulit), abses, atau infeksi darah (sepsis).