Ratu Belanda tersebut bernama lengkap Wilhelmina Helena Pauline Marie van Orange-Nassau lahir pada 31 Agustus 1880 di Den Haag, Belanda. Wilhelmina naik takhta pada tahun 1890 saat usianya baru 10 tahun. Tahta tersebut ia dapat seusai ayahnya, Raja Willem 3 meninggal pada 23 November 1890.
Perlu diketahui, Ratu Wilhemina inilah seseorang yang mencetuskan dan menerapkan "politik etis" atau politik balas budi saat Belanda menduduki Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Pada akhirnya, politik inilah yang menghantarkan Belanda dalam kehancuran mereka sendiri, sebab dari politik ini, banyak rakyat Indonesia yang sukses mengenyam pendidikan tinggi yang berhasil menghasilkan pemikiran-pemikiran kritis maju, dimana merupakan akar adanya pergerakan nasional untuk melawan Belanda.
Kembali ke lomba, dahulu panjat pinang menggunakan bahasa Belanda "de klimmast" yang artinya memanjat tiang. Hadiah lomba panjat pinang pada saat itu yaitu kebutuhan pangan sehari-hari, seperti beras, gandum, umbi-umbian, roti, gula, dan tepung. Hadiah-hadiah tersebut saat itu dipandang sudah sangat mewah dan langka.
Meski panjat pinang dikenalkan oleh Belanda, nyatanya orang Belanda tidak ikut berlomba, yang mengikuti lomba hanya orang-orang pribumi. Orang-orang Belanda hanya mengerumuni dan melihat.
Mereka menganggap apa yang dilakukan oleh orang-orang pribumi dengan memanjat batang tersebut merupakan suatu lelucon, hiburan yang membuat tertawa mereka. Jelas orang-orang Belanda saat itu tidak ingin ikut, apalagi kotor-kotoran ditengah kubangan lumpur.
Panjat pinang pada zaman dahulu merupakan simbol penindasan bagi rakyat Indonesia, dimana kita yang sedang berjuang mati-matian ditengah kesengsaraan ditertawakan oleh pihak Belanda.
Hal yang dapat kita ambil dari sejarah diatas yaitu ada hikmah dibalik kesusahan, artinya meski zaman dahulu rakyat Indonesia hidup dalam kesusahan, nyatanya ada ilmu atau hal baru yang dapat kita ambil hingga saat ini, salah satunya lomba panjat pinang.
Saat ini, lomba panjat pinang merupakan simbol persatuan dan kesatuan masyarakat Indonesia dalam meraih kesuksesan dengan bergotong-royong serta kerjasama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H