Belakangan ini sedang hangat dibahas tentang metaverse yang mulai dikembangkan di Indonesia. Metaverse sendiri merupakan sebuah teknologi Augemented Reality (AR) yang memungkinkan individu melakukan kegiatan dan interaksi secara virtual melalui perantara teknologi yang canggih. Bisa dikatakan bahwa metaverse merupakan sebuah alam semesta fiktif yang bisa jelajahi sesuka hati.
Teknologi metaverse sendiri pertama digagas oleh Mark Zuckerberg, sang pendiri facebook. Istilah metaverse mulai dikenalkan dalam novel ilmiahnya berjudul "Snow Crash" yang terbit tahun 1992.
Layaknya dunia fantasi, teknologi metaverse membuat kita dapat berkreasi semaunya hanya dengan Virtual Reality (VR).
Tahun 2022 ini sepertinya publik dunia sedang gencar mengembangkan dunia metaverse ini, apalagi dunia sempat dilanda pandemi, yang mana membuat penduduk dunia tidak dapat beraktivitas keluar rumah.
Baru-baru ini, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama WIR Group berkolaborasi dalam upaya mengembangkan platfrom metaverse di dunia perkuliahan.
Para mahasiswa nantinya berkesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi dalam diri mereka melalui program khusus untuk menunjang kurikulum pendidikan di UMN yang diharapkan semakin berkembang. Selain itu, mahasiswa juga dikenalkan tentang metaverse dan bagaimana teknik pengaplikasiannya, yang sekaligus diharapkan sebagai langkah awal mengembangkan teknologi metaverse di Indonesia.
Rektor UMN, Ninok Leksono berharap dengan adanya inovasi ini dapat mencetak lulusan yang berkompeten dan melek teknologi, supaya dapat bersaing di jaman yang sudah canggih ini.
“Perkembangan teknologi yang kian canggih membuka akses di berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan, sehingga memberi kesempatan seluas-luasnya bagi pengembangan teknologi digital yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Leksono secara tertulis, Jumat, 1 April 2022.
Dibalik teknologi metaverse yang canggih, terdapat bahaya yang mengintai bagi pengguna teknologi metaverse, yaitu efek kecanduan. Hal ini bisa saja terjadi, karena dalam metaverse, gambaran dunia virtual tampak lebih indah dibandingkan dunia nyata.
Ditakutkan bila seseorang sudah kecanduan hal tersebut, maka ia tidak akan bisa membedakan mana yang fiksi, mana yang realita.