Mohon tunggu...
Andri Kurniawan
Andri Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Tulislah apa yang kamu pikirkan, cintailah apa yang menjadi milikmu. Kita semua berjalan menuju kesuksesan dengan caranya masing-masing, sebab ada yang harus dinanti, didoakan, serta diusahakan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Pusat Perbelanjaan di Kota Kiev Hancur Dihantam Rudal

22 Maret 2022   20:10 Diperbarui: 22 Maret 2022   20:43 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Presiden Ukraina dan Rusia yang negara nya sedang berkonflik (sumber: www.cnbcindonesia.com)

Operasi militer Rusia terhadap Ukraina sampai saat ini belum kunjung usai. Terhitung hampir satu bulan sejak 24 Februari 2022 Rusia pertama kali menduduki Ukraina.

Akibatnya, kurang lebih 10 juta penduduk Ukraina harus mengungsi di negara-negara tetangga. Dimana total korban meninggal dari pihak Ukraina mencapai 2.880 tentara, 227 warga sipil, serta 525 luka-luka, sedangkan pihak Rusia berjumlah 494 jiwa.

Pertempuran masih terus berkecambuk di sejumlah wilayah negara Ukraina, yang terbaru pada Minggu (20/03/22) malam, rudal milik pasukan militer Rusia menghantam dan meluluhlantakan sebuah mall perbelanjaan di Kota Kiev. 

Penghancuran mall tersebut dibenarkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Pihaknya mengaku terpaksa meluncurkan rudal tersebut,  Rusia beralasan bahwa mall tersebut secara diam-diam digunakan sebagai tempat pengisian amunisi rudal oleh militer Ukraina.

Penampakan mall di Kiev setelah terkena rudal milik Rusia (sumber: photo.sindonews.com)
Penampakan mall di Kiev setelah terkena rudal milik Rusia (sumber: photo.sindonews.com)
Rusia sendiri mengklaim bahwa pihak nya mempunyai bukti video yang di rekam menggunakan drone, yang menunjukan adanya aktivitas keluar masuk kendaraan militer untuk pengisian amunisi rudal Ukraina.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda kesepakatan gencatan senjata antara kedua belah pihak, akibatnya ratusan, bahkan ribuan nyawa melayang karena konflik ini.

Diketahui Rusia hanya ingin menekan Ukraina supaya tidak bergabung dan berpihak pada Barat dan Amerika yaitu bergabung dengan NATO, yang mana dibalik itu ada Amerika Serikat. 

Meski Presiden Ukraina sebelumnya sudah mengurungkan niat bergabung dengan NATO, malah dengan cerobohnya bergabung Uni Eropa, akibatnya Presiden Rusia Vladimir Putin merasa dikhinati oleh negara sekutu nya sendiri.

Tidak tinggal diam, Rusia pun memperingatkan pemerintah Ukraina, namun Presiden Ukraina Zelensky tidak mengidahkan permintaan Vladimir Putin, dan terjadilah perang yang berlangsung hingga hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun