Terhitung sejak Sabtu (25/12/21) PT. Pertamina (Persero) menaikan harga elpiji pada kisaran Rp. 1.600-Rp. 2.600 per kg. Kenaikan harga bahan bakar gas ini dilakukan dalam upaya penyeragaman harga tabung gas di berbagai daerah.
"Besaran penyesuaian harga elpiji nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5% berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per kilogram," jelas Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial Trading Irto Ginting pada Kompas, Senin (27/12/21) kemarin.
Kenaikan harga elpiji ini nyatanya menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Banyak pakar menilai momentum kenaikan harga elpiji ini kurang tepat, karena bebarengan dengan naiknya harga sembako di pasar.
Jelas kenaikan diberbagai sektor ini menimbulkan kebingungan di masyarakat. Belum lagi pandemi yang masih mengiringi kita. Naiknya berbagai kebutuhan pokok tentu bisa mencekik masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu. Selain itu, para pemilik restoran atau rumah makan jelas terkena imbasnya.
Saat ini, harga elpiji 12 kg lah yang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yang awalnya 165 ribu, sekarang sudah menyentuh 185 ribu.
"Lebih dikontrol aja lah, kenaikan harga jangan mendadak semua, kita namanya lagi begini, apa-apa naik, selama kondisi ekonomi selama pandemi ini kan juga kurang bagus, kalau bisa coba distabil aja lah, kita sebagai pedagang juga kan kalau harga naik, daya beli masyarakat tidak sampai, itu juga kan berpengaruh sama kita," ujar salah satu pedagang.
Kenaikan gas elpiji 12 kg yang mencapai 15 ribu membuat banyak warung atau rumah makan kini perlahan menggantinya ke gas elpiji 3 kg. Hal ini dilakukan agar para pedagang tetap memperoleh keuntungan yang cukup.
"Kalau menggunakan gas elpiji 12 kg, keuntungan bisa dibawah 15%, sedangkan bila menggunakan gas 3 kg pedagang masih mampu memperoleh keuntungan 20% sampai 30%, terlebih saat ini sedang dalam kondisi perekonomian yang sulit," lanjutnya.
Kenaikan harga elpiji ini memang benar-benar berdampak untuk semua kalangan, baik rumah tangga, pedagang, sampai perhotelan terkena imbasnya.
Semoga harga elpiji bisa kembali distabilkan mengikuti kemampuan masyarakat agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat adanya kenaikan bahan pangan saat ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H