Langkah Chelsea pada awalnya bisa dikatakan tidaklah mulus, namun hal tersebut berubah tiga ratus enam puluh derajat semenjak kedatangan pelatih baru nya, Thomas Tuchel yang menggantikan Frank Lampard.
Pada awalnya kemampuan kepelatihan Thomas Tuchel sempat diremehkan. Hal ini terlihat dari komentar salah satu pemain Chelsea, Callum Hudson Odoi, dimana ia menganggap taktik dan penukaran posisi pemain sebagai suatu lelucon.
Callum Hudson memberitahu bahwa pada saat dilatih Frank Lampard, ia dimainkan sebagai pemain sayap dan penyerang, namun saat Tuchel mengambil alih pelatih Chelsea, Hudson malah dimainkan menjadi bek sayap kanan yang notabene bertahan.
Kendati demikian, rollingan posisi Thomas Tuchel nyatanya dapat membuat para pemain nyaman dengan posisinya, sehingga dapat memberikan performa yang terbaik.
Potensi para pemain muda Chelsea tampaknya berhasil dipoles oleh Tuchel, sebut saja Trevoh Chalobah, Reece James, Callum Hudson-Odoi, dan Timo Werner. Para pemain muda ini merupakan lulusan dari Cobham.
Sebetulnya potensi mengerikan jebolan akademi Chelsea sudah disadari oleh Frank Lampard, namun Lampard agaknya masih kurang mampu memberikan pengarahan strategi yang baik.
Para pemain Chelsea mengaku bahwa sang pelatih selalu memberi dan mendorong para pemain untuk bisa berkembang, seperti tidak terpaku dalam bermain di satu posisi, dimana Tuchel melakukan eksperimen dengan menempatkan pemainnya di berbagai posisi.
Meski masih baru, Tuchel sudah berhasil merebut hati para pemain Chelsea, utamanya para pemain muda yang musim sebelumnya tidak terlalu dipedulikan.
Kebanyakan pelatih Chelsea sebelumnya lebih memilih membeli pemain yang memang sudah matang performanya, tentu dengan harga yang tidak murah, contohnya Romelu Lukaku, Eden Hazard, Fernando Torres dan lain-lain.
Tuchel benar-benar memperhitungkan harga transfer pemain dengan kemampuan dari pemain itu sendiri, bila sekilas kita lihat, Tuchel tampak menerapkan prinsip ekonomi dalam manajemen dan taktik para pemainnya.