Inklusi keuangan adalah faktor untuk meningkatkan pemerataan pendapatan. Inklusi keuangan ini berarti individu dan pelaku usaha berkemampuan dalam mengakses transaksi keuangan seperti tabungan, kredit, asuransi.Â
Ika, dll (2014) menyebutkan Asia mengalami perkembangan perekonomian pasca krisis. Pelajaran dari krisis tersebut adalah pengetahuan yang tidak cukup terkait keuangan yang secara langsung memperparah keadaan ketika krisis. Hal tersebut dijadikan pelajaran di negara Asia untuk semakin meningkatkan pengetahua keuangan meskipun masih banyak terdapat kesulitan dalam mengakses jasa keuangan formal diantaranya adalah kurangnya loterasi keyangan dan pengetahuan yang minim terkait jasa keuangan.
Seiring berjalannya waktu, urgensi literasi keuangan semakin meningkat meskipun terdapat tantangan minimnya literasi keuangan. Hasil menunjukkan pada 2012 PISA mensurvei Asia memiliki simpanan keuangan yang tinggi dibandingkan Amerika latin dan lainnya, namun simpanan bukan dialokasikan ke produk keuangan melainkan hanya didepositkan ke bank, hal tersebut salah satunya karena kurangnya literasi keuangan. Selain literasi keuangan, aspek perlindungan konsumen juga menjadi prioritas untuk mencegah risiko keuangan seperti gagal bayar, bunga tinggi, dll. Berikut bebetrapa praktek strategi literasi keuangan di beberapa negara Asia:
India
Strategi literasi keuangan dituangkan dalam National Strategy for Financial Education (NSFE) yang terdiri dari perwakilan otoritas sektor keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Strategi yang digunakan adalah mengembangkan bahan ajar untuk target yang meliputi perempuan, pejalar, masyarakat miskin, kaum urban yang melalui kurikulum bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan.Â
Program edukasi keuangan berfokus untuk inklusi keuangan dan perlindungan konsumen salah satunya adalah program pengusaha SMEs perempuan di pedesaan agar memiliki perencanaan keuangan yang matang. Dalam hal ini, bank swasta bekerja sama dengan institusi makro dan didukung oleh Bank Sentral. Selain itu, Reserve Bank of India mengenalkan Financial Literacy and Counseling Centers (FLCC) dalam memberikan knseling konsumen terkait kredit. Target NSFE adalah mengurangi buta huruf dan meningkatkan literasi keuangan melalui media interaktif yang dikombinasikan dengan diseminasi literasi keuangan seperti kuis, kompetisi, komik, dan story telling.
Filipina
Hasil survey World Bank Financial Capability menampilan pengetahuan keuangan penduduk disana tergolong rendah. Bank sentral disana berinisiatif membentuk strategi edukasi keuangan dan menerbitkan ketentuan terkait edukasi keuangan seperti Youth Enterpreunership Act dan Economid and Financial Literacy Act agar finansial masyarakat menjadi lebih sehat, targetnya adalah siswa, mahasiswa, organisasi keuangan makro, dan masyarakat yang bekerja di luar negeri.Â
Program anak contohnya adalah the miney matters for kids untuk pendidikan interaktif kampanye nasional menggiatkan semangat menabung dan dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan disana dan diberikan panduan dan penghargaan kepada pendidik dalam memberikan pengajaran.Â
Adapun contoh untuk pekerja migran ialah edukasi remitansi dalam meningkatkan tabungan atau mengalihkannya ke dalam bentuk investasi. Selain itu, perlindungan konsumen juga didukung penuh disana seperti mengawasi edukasi keuangan makro. Edukasi ini diterapkan dalam bentuk media sosial dan produk elektronik konsumen.
Jepang