Bank sentral menjadi penting khususnya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi moneter. Simorangkir (2014) menjelaskan terdapat perkembangan bank sentral di beberapa negara sebagai berikut:
1. Bank of England (BOE)
BOE adalah bank sentral modern kedua setelah bank Swedia diririkan pada 1694 dengan tujuan sebagai pengelola utang dan bank pemerintah. Dalam bertugas, telah terjadi perubahan dan pandangan. Kini, tujuan BOE adalah memeliharan stabilitas moneter dan keuangan untuk kesejahteraan warga Inggris.
BOE berawal dari bank komersial yang dinasionalisasi setelah perang dunia kedua. Peran BOE mencetak dan mengedarkan poundsterling dan selanjutnya diberikan wewenang untuk mengawasi dan menjaga stabilitas moneter.Â
Pada 1988, BOE diberikan kemandirian dan terpisah dari pemerintah dan pengawasan bank dialihkan ke Financial Services Authority (FSA). Sejak 2010, tuga pengawasan bank kembali ditangan BOE karena adanya krisis sehingga tujuan BOE adalah mencapai stabilitas harga dengan penjabaran pemelihara stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan stabilitas sistem pembayaran.
2. Federal Reserve Banks
FED dibentuk pada 1913 yang telah mengalami beberapa evolusi. Awalnya dibentuk first bank of united Stated (1791-1811) dan second bank United States (1816-1836) menjadi bank pemerintah yang bertugas sebagai bank komersial.Â
Setelah itu, terdapat masa ketiadaan bank sentral (1836-1913) yang ditandai dengan kebebasan bank untuk beroperasi dan berdampah terhadap guncangan finansial dan kontraksi perekonomian.Â
Pada 1913 dibentuklah FED yang meninggalkan peran bank komersial dan diberikan wewenang sebagai otoritas sistem pembayaran nasilnal, sistem perbankan dan lembaga public yang mendukung program pemerintah.Â
Pada 1977, tujuan FED memiliki lebih dari satu. Dalam evolusinya, FED menjadi independen pada 1951 dan dipertanggungjawabkan dengan pelaporan rutin kepada senat dan parlemen.
3. Hongkong Monetary Authority (HKMA)