Dosen pengampuh : Murhima s kau
aprilianti Samsu, Asminawati Ali, Rahmatia Yusuf
Novi lantoan, Sesi Safitri paputunganÂ
Bimbingan dan konseling
Universitas negeri GorontaloÂ
Makan adalah suatu kebutuhan bagi setiap individu untuk menunjang aktivitas sehari-hari dan mendukung proses metabolisme tubuh. Kebiasaan dan perilaku makan secara langsung memengaruhi status gizi seseorang. Tidak sedikit individu yang mengalami gangguan makan menjurus pada perilaku makan menyimpang, hal ini banyak terjadi pada kalangan perempuan dibandingkan laki-laki
Gangguan makan diketahui dapat dialami oleh remaja, baik perempuan maupun laki-laki karena beberapa faktor, salah satunya paparan media sosial yang menyajikan visualisasi bentuk tubuh ideal yang lekat dengan kesan kurus (thin) dan berbentuk (shaped). Faktor risiko yang diketahui membawa pengaruh terhadap terjadinya gangguan makan pada remaja adalah rendahnya ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh remaja, sehingga memunculkan persepsi terhadap citra tubuh yang negatif. Persepsi citra tubuh negatif dapat muncul karena tekanan yang diberikan lingkungan sosial remaja, termasuk paparan media sosial yang menunjukkan bentuk tubuh ideal (Merita et al., 2020). Hal ini dapat menyebabkan dorongan pada diri remaja untuk melakukan pembatasan asupan makan atau diet tanpa adanya kontrol atau pendampingan dari ahli gizi, baik dokter ataupun nutrisionis. Akibatnya remaja memiliki prevalensi yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan makan karena terbatasnya pengetahuan dan pendidikan gizi, citra tubuh negatif serta tingginya paparan media sosial
a. Pengertian Gangguan Makan
Gangguan makan adalah gangguan terkait perilaku makan yang persisten dan menghasilkan perubahan dalam konsumsi makanan. Gangguan ini dapat berdampak pada kesehatan fisik, fungsi psikososial individu, komplikasi psikiatris serta somatik, perubahan kualitas hidup individu, isolasi sosial, dan beberapa komorbiditas psikiatri lain, hingga kematian.Â