Mohon tunggu...
Andri Qoirul Syaifudin
Andri Qoirul Syaifudin Mohon Tunggu... -

Aku asli dari Ponorogo kota Reyog. Tapi saat ini lagi menempuh pendidikan S1 di Surakarta jurusan Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Slamet Rijadi Pemuda Berjiwa Kesatria, Sekarang Siapa?

9 November 2012   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:42 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13524688771527680012

Sebutan pahlawan nasional pantas disandang oleh seorang tokoh pejuang muda berkelahiran Surakarta, Jawa Tengah, 26 Juli 1927. Semangat dan perjuangannya mengusir penjajah dari bumi pertiwi menjadikan Slamet Rijadi pemuda yang sangat disegani oleh Belanda dan Jepang pada waktu itu. Kepiawaiannya dalam merancang strategi terbukti pada serangan umum Surakarta selama empat hari empat malam yang dimulai tanggal 7 Agustus 1949.

[caption id="attachment_208380" align="alignnone" width="300" caption="Patung Slamet Rijadi di pusat kota Solo, Gladak. (Repro internet)"][/caption] Untuk mengenang perjuangannya menumpas penjajah di Surakarta, Brigadir Jenderal (Anumerta) Ign. Slamet Rijadi diabadikan dalam sebuah monumen patung besar di tengah pusat kota Solo. Tempat itu merupakan bundaran dari jalan utama yang membentang di sepanjang kota Solo yaitu Jalan Slamet Riyadi.

Meski penganugerahan Pahlawan Nasional baru di nobatkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal November 2007 beberapa tahun lalu. Masyarakat tetap memandangnya sebagai pejuang sejati yang mempertaruhkan jiwa raganya untuk bumi pertiwi. Anugrah Pahlawan Nasional Bintang Mahaputera Adipradana disandangkan kepada Brigadir Jenderal (Anumerta) Ign. Slamet Rijadi.

Usia yang masih muda tidak menghalangi seorang Slamet Rijadi untuk membela bumi pertiwi mengusir penjajah dari tanah kelahirannya, Surakarta. Perjuangan gigih yang digambarkan oleh Slamet Rijadi ini memberikan tonggak awal bagi pemuda di Indonesia untuk di jadikan suri tauladan. Bagaimana perjuangannya diharapkan memberikan inspirasi bagi pemuda untuk saling menghargai dan menjaga persatuan di bumi pertiwi ini. Slamet Rijadi gugur dalam peperangan dengan kondisi yang masih muda yaitu berumur 23 tahun. Perjuangannya merupakan panggilan ikhlas dari hatinya untuk menumpas penjajah dari negara Indonesia tercinta.

Berbalik seratus delapan puluh derajat, pemuda yang dulu merupakan revolusioner kemerdekaan, saat ini saat ini justru pemudalah yang perlahan-lahan membuat kerusakan itu. Pemuda yang sekarang mudah terombang-ambing dengan keadaan. Mudah marah, terpengaruh, dan selalu ikut-ikut dengan style yang belum tentu jelas menjadi identitas negara ini. sebagaimana mereka telah terjajah dengan budaya-budaya yang semi tidak logis ini.

Sosok Slamet Rijadi dengan kecerdasan dan keberaniannya mengusir penjajah menggunakan senjata seadanya. Pemuda sekarang justru dengan kemajuan pengetahuan, kecerdasan, dan tekhnologi seakan tak memiliki taji untuk memerangi kebodohan dalam hati dan pikiran mereka. Senggolan menjadikan pertikaian di kaum terpelajar sudah menjadi tontonan yang kerap diberitakan di media massa. Senjata dengan piringan besi (gir sepeda motor) menjadi senjata pelajar untuk berperang. Miris bukanlah bolpoint dan buku yang digunakan untuk mereka gunakan menempuh ilmu. Sungguh miris.

Untuk menumbuh kembangkan kesadaran bagi pemuda saat ini, perlu di putarkan kembali memori-memori perjuangan dari pahlawan. Bentuk film-film atau pelajaran sejarah perlu juga di galakkan agar pemuda juga turut sadar untuk menghidupkan pemuda Indonesia. Penanaman jiwa kesatria dengan berlandaskan agama yang kuat akan membuat harmonisasi antar pemuda, bukan dengan mabuk-mabukan dan tawuran.

Harapan besar bangsa ada pada pundak pemudanya. Jika pemuda itu sakit, maka sakit pula penerusnya. Oleh sebab itu, pada pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa tahun lalu saat penganugrahan Kepahlawanan kepada Slamet Rijadi, mengatakan bahwa “untuk tindak kepahlawanan dalam perjuangan merebut, membela dan mempertahankan negara dan bangsa, sehingga bisa jadi teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia,”.  Harapan dari kutipan yang dikatakan Presiden bahwa Slamet Rijadi dapat dijadikan sebagai teladan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya kaum muda dan kaum terpelajar. Pertanyaan besar bagi kita kaum muda sekarang. Siapa yang bisa meneruskan perjuangannya?. visagarudaindonesia

Sumber :

http://www.suaramerdeka.com/harian/0711/13/nas23.htm

http://id.wikipedia.org/wiki/Slamet_Rijadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun