Dalam sebuah rumah yang kecil dengan jendela tertutup. Ruangan itu tidak luas dan bisa ditempati dengan 10 orang jika harus berdesakan. Kedua orang sahabat sedang duduk di tas karpet dan sedang berbincang-bincang.
Martin : Aku pikir sudah gila. Kita sudah tidak lagi dalam keadaan bebas. Mana Janji Ratu Isabela serta Raja Ferdinand yang telah berjani pada Mahmud Boabdil. Ia akan memberikan kebebasan agama?”
Ruben : “Kita tidak bisa untuk melaksananakan sehingga kita harus bersembunyi. Kau tahu di dekat Madrid orang sudah merubah keyakinan dan mereka sudah keluar dari agama ISlam. Kejayaan Thariq hanya sekedar sejarah saja”
Martin : “Aku pikr kita harus indah”
Ruben : “Pindah ke mana ?”
Ia menegadahkan kedua tanggannya dan jelas orang tersebut sangat binggung dengan keadaanya.
Martin : ”Kita ke Ifriqiyyah. Ada Khairuddin Barbarossa yang sudah membantu banyak orang di sana”
Ruben :”Kalau kau memang punya seperti ide itu harus kita lakukan tetapi aku khawatir kita tidak bisa llos dari sini. Kita ikuti saja untuk terus di sini sambil menjalankan ISlam nanti kalau ada kesempatnana kita bergabung dengan pemberotakan”
Martin berfikir bawha apa yang dikatakan Ruben benar juga. ia harus memikirkan untuk melakukan perlawanan dari dalam .
Martin :”apa yang mereka lakukan kejam sekali dengan membunuh warga muslim. Aku mendengar Pak Idris yang meotong kambing ketahuan oleh mata-mata di rumahnya. Ia langsung diadili oleh Prajuirit Spanyol.Mereka langusng menghukumnya “
Ruben: “Aku juga mendengar bahwa ada seorang remaja yang ketahuan shalat jum’at. Ada sebuah dekrit untuk melarang menutup pintu rumah di hari Jum’at”