Sultan Salim berteriak menggelegar. Ia menghujat perlakuakn orang Spanyol terhadap Muslim Andalusia. Â Â Ia membusungkan badannya dengan nafas yang jelas terdengar. Ia menerima utusan yang ada dari Andalusia atau Spanyol. Si Utusan menceritakan kalau warga muslim Spanyol diserang oleh pasukan Spanyol. Janji yang ditulis oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabella hanya menjadi janji di atas kertas saja. Mereka tidak memegang janji mereka sesuai dengan yang mereka janjikan pada Pemimpin Terkahir Muslim di Granada Spanyol, Mahmud Boabdil.
"Tuanku Sultan mereka membunuh kai kecuali kami pindah dari keyakinan." katanya dengan memelas pada Sultan Salim.
Sultan Salim harus membalas kelakukan mereka. Kalau orang Spanyol bisa mengusir warga Muslim ia juga bisa mengusir saudara orang Spanyol yang tinggal di Turki.
Ia menyuruh para menterinya segera berkumpul untuk mendikusikan. Ia memulai prolog mengenai kejadian yang terjadi di darah Andalusia. Ia berencana akan melakukan hal yang serupa dengan Raja Spanyol dengan harapan Raja Spanyol akan mengurungkan niat untuk menyerang warga Muslim Spanyol.Â
Ada seorang ulama yang memprotes. Ia memajukan badannya di tengah barisan para penasehat.
"Baginda, Kalau kita melakukan apa yang mereka lakukan. Kita tidak ubahnya seperti yang mereka lakukan. Aku akan melarangmu dengan sekuat tenaga Sultan yang budiman", kata si ulama dengan mantap
"Ustadz, tetapi kau lihat bawa dia sudah membantai warga muslim menyiksa mereka hingga di luar batas kemanusiaan", katanya mempunyai dalih penyiksaaan.
"Hal itu tidak membuat saudara mereka yang ada di sini bersalah. Mereka tidak terlibat dengan makar Raja Spanyol dan mereka tidak menghujat agama kita. Kau adalah pemimpin dan kau harus berlaku adil", Kata ustadz berkata dengan tenang
"Tetapi mereka tidak bisa didiamkan saja ulama. Aku mengiginkan mereka untuk terus menerus warga muslim"
"Aku setuju dengan tuanku. Namun menyerang kafir yang tidak memerangi kita itu bukan ajaran Islam. Kita akan tercatat sebagai orang merusak toleransi"
"Bagaiana tuan kalau kita serang mereka?", kata seorang panglima