Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Drama

Jawaban atas Pertanyaan

3 Februari 2017   15:09 Diperbarui: 3 Februari 2017   15:38 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mpok Hindun yang ada di belakang muncul:

Mpok Hindun “: "Kemana si Sabdo?"

Hanif : “Mabur, abis ia kesela ama gw pok. padahal khan kite tahu. Kalau ajaran Islam memang dari Arab mau di keindonesiaan"

Mpok Hindun : “Sialan tuh orang , belum bayar untuk ngibrit. Nanti gw tagih hutangya . Kebiasaan!”

Hanif : Gak usah Pok. Biar aye aje yang bayar . Die kali lgigak ada uang"

Mpok Hindun: Tuh orang modus aja, nif. Ia mau lari dan berdebat sama orang kayak lo. Belakangannya ia gak bayar kopi. Kemarin ia juga berdebat dengan Haji Salman dan ia kabur terus Haji Salman yang bayar. Neh,  gak nisa gw diemin. Nanti die kebiasaan. Nif, gw gak mau nerima uang dari lo biar aje dia yang bayar"

Hanif : "Sudah, Pok biar aja ane yang bayar. Aye ikhlas,  MPok"

Aku mengeluarkan uang dua puluh ribuan dan Mpok Hindun menerimanya.

Meski kemarahan Mpok Hindun belum berkurang namun ia menjadi diam dan melanjutkan pekerjaannya menggoreng singkong.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun