Martinmenengok rumahnya yang pintunya masih tertutp. Ia tahu ini hari Jum’at karenanya ia mencoba untuk membukanya . Tetapi ia membiarkan saja karena ia pikir itu tidak menjadi maslah
Ruben: Tetapi kalau pintunya tertutupakan mengundang prajuirit Inkuisisi
Martin : Tenng saja . Kita di sini hanya berdua saja dan tidak mungin kita melaksaanakan sholat jumaat di tempat yang sedemikian kecil ini. Kau tenag saja dengan hal yang begituan.
Ruben : Tidak ada yang namanya toleransi jika ummat Islam sedikit tetapi kalau ummat Islam banyak yang ada hanya dialog.
Ada suara ketukan yang sangat keras sekali . Rupanya itu Alex teman mereka yang sudah mereka tunggu. Tampaknya mereka terengah-engah.
Alex : “Cepat kita keluar”
Martin : “Ada apa dengamu. Baru masuk saja, kau bilang kita keluar”
Ruben : “Ya, ada setan apa yang mengejar dirimu sehingga terengah-enggah”
Kata Ruben sambil membelakkan mata
Alex : “Mereka hampir sampai ke sini”
Katanya mencoba menahan laju nafas yang semakin teratur