Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kenari Kuning

9 Juli 2016   07:09 Diperbarui: 9 Juli 2016   07:33 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay.com

Ada sebuah kotak yang besarnya seperti kotak sabun namun panjang sekali. Aku ingat hari itu sebuah kotak yang ada dua lubang sebesar dengan lebih kecil dari paruh burung kenari tersebut

Zaman itu belum banyak yang memelihara kenari di lingkunganku. Aku tidak tahu apakah abangku mendapatkannya gratis atau membayarnya tetapi aku senang sekali karena burung tersebut bagus warnanya kuning bersih dan ada warna putih serta ada warna hitam sedikit di kepalanya.

Untuk tiga bulan pertama aku tidak mendengar bunyi apapun dari burung ini. Burung ini sepertinya tidak bisa berbunyi  dan aku tidak berusaha untuk merawatnya dengan baik seperti memberi pakan atau membersihkan kandangnya saya malas. Karenanya dari awal saya sebenarnya sudah malas untuk memelihara burung karena saya ini kadang malas atau kadang rajin. Saya kadang lebih suka berkebun saja karena tidak merepotkan mesti setiap hari menyiram .

Setelah tiga bulan burung tersebut menunjukkan keganasannya. Burung itu berkicau dengan lantangnya seperti menunjukkan ia adalah penguasa di tempat itu.

Bahkan  keponakanku senang melihat burung yang katanya bisa mengeluakran suara dua jenis tersebut.

Tetapi sepupuku yang lain bilang bahwa volume suara si kenari yang aku namai twitter belum sekeras burung kenari miliknya.  Kalau volume  suara bisa dikencengin dengan cara menjemurnya di panas matahari agar ia bisa megap-megap mulutnya sehinga suaranya bisa kencang sekali. Ada juga yang bilang bahwa suara burung bisa kita tingkatkan dengan cara memberikan kroto. Ah, yang bener aja.

Aku memang senang tetapi lama kelamaan aku juga menjadi bosan dengan burung itu. Akhirnya aku sering lupa untuk membersihkan kandangnya.

Aku menjadi malas menjaga burinhbini. Kemalasanku sendiri yang membuatku tidak rutin. Sebarnya sih kalau gampang masukin aja koran dibawah sehingga kita membersihkannya dengan mengganti alas koranjya saja.

Suatu hari aku tercengang, tidak ada suara kenari yang biasa aku dengar .Aku menyesal telah hilang yang selama ini saya selalu menyia-nyiakannya. Kadang saya ingin burung tu balik lagi agar bisa meramaikan rumah yang sepi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun