Sejak SD saya diperkenalkan dengan istilah DEVIDE ET IMPERA, konon itu adalah suatu taktik dari belanda untuk memecah bela penduduk , istilah lain dari Bang Rhoma Irama adalah adu domba. Pemerintah kita sekarang, bersama aparaturnya sibuk mengamankan tawuran antar kampung ,antar geng, antar sekolah, antar mahasiswa dan bingung memikirkan solusinya , karena ini berlangsung secara priodik hehee..berulang maksudku. Tapi pemerintah sendiri lupa, apakah yang mereka lupakan ? yaitu contoh , pemerintah sendiri berantem melulu baik dikalangan eksekutif, legeslatif maupun yudikatif. Kalau mereka sendiri seperti itu, kapan mereka akan memikirkan rakyatnya ? memang susah negara ini , sebab yang berkuasa rata rata para preman hanya saja mereka rapi memakai jas dan dasi. contoh kecil saja Lily Wahid (PKB ) berseteru dengan Muhaimin Iskandar (ketua PKB ), padahal mereka masih satu partai alias satu kampung malah satu keluarga , jadi kalau tawuran antar kampung tentu akan lebih wajar lagi kale ahahahaa.... Rakyat berselisih sedikit saja bisa perang antar kampung, yang sering diberitakan dengan istilah tawuran, memang ajaran belanda luar biasa rupanya, bisa menjadi BUDAYA yang terus dibanggakan oleh warga kita baik tingkat tinggi maupun kelas bawah, pemerintah kita tidak sadar kalau tawuran itu juga merupakan pelampiasan kekesalan mereka kepada pemimpin yang tidak bisa merubah kemiskinan di negara yang kaya raya ini. Hanya saja bedanya kelas atas berantemnya dengan mengajak polri yaitu pelaporan pencemaran nama baik,  yang tentu saja makin membuat pengacara jadi kaya raya, sedangkan kelas bawah perang langsung alias tanpa perantara dengan membawa batu, golok, pisau dan mungkin juga bambu runcing, sehingga tawuran mereka bersemangat seolah mengusir penjajah kale...ahahahaaaa... Menurut analisa saya, dari pada mereka mati sia sia, lebih baik mereka menghunuskan golok itu keleher para koruptor yang masih berkeliaran, dengan begitu mungkin para koruptor akan lebih takut , ketimbang penjara yang hanya 1,2,3 tahun dan setelah bebas mereka akan mengadakan selamatan dengan mengundang ustazd kondang yang akan dibayar dengan hasil korupsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H