Mohon tunggu...
Andri Bengis
Andri Bengis Mohon Tunggu... -

orangnya berwawasan dan sedikit keras juga bengis serta punya banyak kemauan , suka dengan elektrik, elektronika , otomotif , musik jazz( gitar dan suling ), fotografi dan tenis.\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Maaf..Pilot Indonesian Airways belum layak terbang.

19 Agustus 2010   03:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:54 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pesawat yang  aku tumpangi masih berputar putar di landasan ( runway ), sudah lama sekali dan tidak ada tanda tanda  akan terbang, sang pilot beserta co pilot masih bingung untuk menerbangkan pesawat ini, semua peralatan navigasi diotak atik, namun belum bisa terbang juga, penumpang resah, gundah gulana serta emosi, lama kelamaan bahan bakar habis, ban rusak, pesawatnya capek deh... Saya menganalogikan negara kita seperti sebuah  pesawat terbang (Indonesian Airways), pesawat ini  akan dapat beroperasi normal jika Hardware (HW) dan Software (SW) nya bagus dan diterbangkan oleh  Sumber Daya Manusia ( pilot ) yang handal tentunya ditunjang oleh para awak pesawat. HW pesawat terbang sendiri adalah mulai dari badan pesawat itu sendiri sampai ke peralatan navigasinya. Sedangkan untuk SW nya ada didalam HW yaitu peralatan navigasinya yang sudah kompurized. Kalau saja ada HW dipesawat itu yang rusak, misalkan salah satu generatornya rusak, maka sang pilot yang bekerja sama dengan co pilot akan segera mengambil tindakan sesuai prosedur dengan menyalakan generator cadangan, supaya semua peralatan tetap mendapatkan pasokan energi listrik. Negara kita tercinta ini punya HW yang luar biasa, yaitu kekayaan alamnya yang yahud, mulai dari batu bara sampai batu berlian. SW nya juga luar biasa yaitu Pancasila dan UUD45 dan segala tetek bengek  Peraturan Perundang Undangan. Sedangkan SDM nya juga tak kalah banyak alias numpuk mulai dari yang idiot, bodoh, licik, pintar dan   jenius semua tersedia. Tetapi kebanyakan yang pintar dan jenius tidak mau bergelut dibidang politik, karena peraturannya memang dibuat rumit dan membuat malas orang pintar untuk masuk kedalam lingkaran politik, jadi rata rata yang bodoh dan licik biasanya yang senang terjun ke dunia politik untuk menjadi pilot, co pilot serta menjadi awak pesawat ( menteri kabinet ). Disinilah sebetulnya letak masalahnya, walaupun HW dan SW nya canggih, tapi kalau pilotnya ragu, bingung apa yang mau dikerjakan ,tidak tegas, plin plan malah bersitegang dengan co pilot dan awak pesawat, co pilotnya nurut aja gak ada ide, awak pesawatnya pemalas, kerja cuma nunggu insstruksi, cuma bisa ngikut aja alias dompleng juga tidak ada ide sama sekali, ngomong teriak teriak yang sangat mengganggu penumpang (penduduk ),maka pesawat tidak akan dapat terbang, Jangankan terbang, tinggal landas aja gak akan mampu, muter muter saja di landasan. Inilah analogi pesawat dengan negara kita tadi, negara ini dari dulu jalan di tempat terus, kita hanya menjadi  negara berkembang trus dan bukan jadi negara  trus berkembang. Sofware kita yang bagus tadi hanya  didengungkan sebagai tameng didalam setiap pidato oleh pemimpin kita yang berpura pura jadi pilot handal hanya untuk menenangkan para penumpang yang sudah gelisah, lama lama pesawat akan kehabisan bahan bakar, dan akhirnya berhenti sendiri, penumpangnya  capek, lelah dan kelaparan. Akhirnya datang pihak asing yang diundang oleh pilot untuk memberikan bantuan berupa hutang lunak, hutang lembek, hutang halus dan lain lain hutang  untuk mengganti spare parts pesawat yang rusak. Tapi hasil penjualan tiket itu harus disetor ke pihak asing tadi untuk mencicil hutang yang makin hari makin numpuk. Ironisnya , pemimpim kita makin bangga menerima bantuan itu karena makin banyak pinjaman dari pihak asing seolah olah makin percayanya pihak luar ke negara kita, bukannya malu. Sekarang hampir semua aset ekonomi disektor sektor yang sangat vital seperti pertambangan, telekomunikasi, perbankan, ritel, dan sektor sektor lain dikuasai pihak asing. Apalagi kalau kita lihat Undang Undang Penanaman Modal sekarang memperbolehkan  pihak asing untuk  ikut membiayai sektor usaha kecil menengah (UKM). Semakin hari semakin hancur deh kita, sedih banget rasanya , apalagi negara kita yang besar ini bisa diinjak injak seenaknya oleh negara tetangga yang kecil mungil. Sayang sekali bangsa ini masih punya mental terjajah sampai sekarang walaupun sudah lama bebas, namum bebas disini bukan berarti merdeka. Kapankah kita akan merdeka, dan tidak perlu berteriak keras kalau mengucapkan kata " MERDEKA ", santai aja, yang penting betul betul merdeka kok, percuma juga teriak " MERDEKA " tapi gak ada maknanya alias kering kerontang. Kapankah akan ditemukan pilot Indonesian airways yang handal untuk membawa terbang Indonesia ke angkasa yang bebas dan lepas ? Gemas dan sedih percampur aduk aku rasakan dalam dada,  tak  ada rasa gembira sedikpun dalam memperingati hari kemerdekaan setiap tahunnya,  apalagi  sudah 65 tahun penjajah pergi, namun secara psikis, mental kita masih senang dijajah. Terbanglah Indonesiaku !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun