Cintailah dengan hati bukan karena balas budi atau hanya tanggung jawab
Dan sayangilah seperti kamu menyayangi dirimu sendiri dan merasakan luka ketika disakiti
Sejuta kata maaf gak akan mampu memperbaiki keadaan
Dan kata menyesal hanya untuk menutupi kekalahan semata..........
Mungkin itu yang pernah dilihat, didengar dan dirasakan. Siapapun gak bisa menghapus luka walau perih (vierra.perih). Yah...lagu ini yang selalu menghibur dan sebagai penguat ketika terluka dan disakiti. Bertahan dalam keadaan kacau hanyalah topeng yang susah dikendalikan. Saling menyakiti dan balas dendam adalah cara jitu untuk melampiaskan.
Kejam...mungkin bisa dikatakan seperti itu. Tapi, ketika disekeliling kita menyudutkan dan kecewa bukan atas kesalahan sendiri, siapa yang bisa menerima semuanya. Dan akhirnya kata sakti dan pahit itu meluncur dari bibirnya. Jika seperti ini siapa yang rugi? Entahlah...
Semalaman lamunan itu dan kata-kata itu terus bernyanyi dan menari di seluruh pori-pori tubuh ini. Bisa dibilang setengah roh kehidupan itu hilang dengan sendirinya.
Hahhhhh....siapa sangka kalau bibir itu selalu menyakiti hati dan lebih memilih membela keluarganya. Selalu menumpakah kesalahan dan caci maki itu tanpa memikirkan hancurnya aku. Jika boleh memilih, aku gak ingin kenal namanya walaupun rasa sayang itu ada. Tapi, luka yang diiris iris itu lebih perih dan susah untuk disembuhkan. Dan sia-sia hidup ini berakhir dengan sakit hati dan sandiwara.
Tuhan...jika boleh aku ingin melebihi dia dan maaf jika aku jahat, aku ingin balas sakit hati ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H