Mohon tunggu...
Tengku Lidya Andryani
Tengku Lidya Andryani Mohon Tunggu... -

simple dan cuek

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perih

15 November 2011   08:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Cintailah dengan hati bukan karena balas budi atau hanya tanggung jawab

Dan sayangilah seperti kamu menyayangi dirimu sendiri dan merasakan luka ketika disakiti

Sejuta kata maaf gak akan mampu memperbaiki keadaan

Dan kata menyesal hanya untuk menutupi kekalahan semata..........

Mungkin itu yang pernah dilihat, didengar dan dirasakan. Siapapun gak bisa menghapus luka walau perih (vierra.perih). Yah...lagu ini yang selalu menghibur dan sebagai penguat ketika terluka dan disakiti. Bertahan dalam keadaan kacau hanyalah topeng yang susah dikendalikan. Saling menyakiti dan balas dendam adalah cara jitu untuk melampiaskan.

Kejam...mungkin bisa dikatakan seperti itu. Tapi, ketika disekeliling kita menyudutkan dan kecewa bukan atas kesalahan sendiri, siapa yang bisa menerima semuanya. Dan akhirnya kata sakti dan pahit itu meluncur dari bibirnya.  Jika seperti ini siapa yang rugi? Entahlah...

Semalaman lamunan itu dan kata-kata itu terus bernyanyi dan menari di seluruh pori-pori tubuh ini. Bisa dibilang setengah roh kehidupan itu hilang dengan sendirinya.

Hahhhhh....siapa sangka kalau bibir itu selalu menyakiti hati dan lebih memilih membela keluarganya. Selalu menumpakah kesalahan dan caci maki itu tanpa memikirkan hancurnya aku. Jika boleh memilih, aku gak ingin kenal namanya walaupun rasa sayang itu ada. Tapi, luka yang diiris iris itu lebih perih dan susah untuk disembuhkan. Dan sia-sia hidup ini berakhir dengan sakit hati dan sandiwara.

Tuhan...jika boleh aku ingin melebihi dia dan maaf jika aku jahat, aku ingin balas sakit hati ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun