Mohon tunggu...
Tengku Lidya Andryani
Tengku Lidya Andryani Mohon Tunggu... -

simple dan cuek

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kenali Diri Sendiri

21 September 2011   14:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:45 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebut aja lomba untuk mendapatkan juara 1 atau yang terbaik. Banyak yang di lihat dan di nilai, dan harus realistis gak bisa pake kata 'plin plan' karena hari ini baik besok enggak. Tergantung arah angin bertiup. wusssshhhh....

Sebenarnya yang dikejar bukan nilainya tapi 1 penghargaan yang lumayan berharga. Satu pengakuan dan hadiah dengan nilai terbaik.

Tapi, terkadang mereka lupa kalau penilaian ini bukan untuk sesaat, melainkan untuk membentuk karakter yang jauh lebih baik. Walaupun berada di posisi juara 1 atau terbontot sekalipun, tergantung bagaimana kita menilai semuanya, terima atau tidak hasil akhirnya.

Yang terlihat semua orang ingin mendapatkan posisi juara 1. Gak ada yang salah dengan misinya. Hanya saja mereka lalai 1 hal, sikap dan karakter dalam penilain adalah cermin dari intropeksi diri agar lebih baik, bukan karena misi dan ambisi. Ketika kita ingin lebih dan ter, semuanya menjadi egois. Dan yang akan rugi adalah diri sendiri, karena ujian terberat adalah menjadi diri sendiri bukan karena harus tampil baik dan terhebat dalam 1 penilaian.

Kepercayaan diri itu bisa timbul karena 1 pengakuan dari sekitarnya, dan itu gak bisa dipungkiri.  Berlebihan menjadi ambisi dan sombong.

Coba teliti sifat dan karakter kita. Apakah kita bisa baik dan terbaik dengan karakter kita sekarang ini?

Tentu bisa, karena semua berawal dari diri kita. Dengan menghargai diri sendiri, keluarga dan orang disekitar kita. Orang disekitar kita bukan berarti hanya teman dan relasi kerja, tetapi lebih kepada lingkungan sosial. Gak perlu harus muncul dikoran untuk kasih sumbangan biar orang tau, cukup berperilaku ramah dan menyenangkan orang lain saja sudah cukup. Coba renungkan, pernahkah kita atau seberapa sering kita mengucapkan kata 'terimakasih' untuk orang lain disekitar kita yang tidak kita kenal? Pasti sangat jarang sekali kan.

Ini lah kenyataannya dan itu baru contoh kecil bagaimana kita menghargai orang lain disekitar kita. Gak perlu harus cari untung baru mengucapkan kata 'terimakasih'. Kecil pun perhatian dan penghargaan yang kita beri itu luar biasa efek nya ke diri kita. Selama kita ikhlas melakukan sesuatu, mudah mudahan akan menjadi awal yang baik dimasa depan.

Bangunlah pondasi diri kita agar menjadi karakter yang baik dan alami. Bukan karena paksaan harus di pancing dengan penghargaa, tapi dengan rasa ikhlas dan bersyukur akan hari yang penuh nikmat ini.

Keberadaan diri kita akan lebih terlihat dan kuat karena orang-orang yang ada disekitar kita dihargai. Dan merekalah yang akan menilai pantas atau tidak nya kita menjadi yang baik dan terbaik. Inilah ujian terberat bagi kita untuk menetralkan hati dan pikiran agar jauh dari kata egois dan ambisi.

Posisi terbaik dan terburuk dalam 1 penilaian merupakan ujian terberat bagi kita, dan kita harus lebih baik dan bijak dalam menyikapi semuanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun