Ketika mengawali hari dengan membuka W.A, ada kabar gembira, ada juga.. berita duka. Tak sedikit ungkapan kata salaam, selamat, sekaligus empati rasa.
Entah itu, sekedar mencuplik kata, asal tulis saja, atau.. entah itu, kata-kata kesungguhan.. curahan jiwa.
Tak masalah, ketika tercampur-baur satu tema 'bicara'. Tapi, dapat menjadi soal, ketika pada saat yang sama, ada dua tema berbeda, yang saling berlawanan makna.
Bagaimana mungkin, ada cerita canda dan di saat yang sama ada kisah nestapa. Ada tawa ha-ha-ha, sekaligus ada ucapan belasungkawa.
:::.
Ada yang mampu 'melihat' kehadiran Allah dalam canda; sementara masih ada yang buram, 'melihat' Tuhan dalam belasungkawa.
Apa saja kata-kata di dalam W.A: urusan kerja, keluarga, kawan lama, canda, kata penyejuk jiwa, doa, apa saja..., dapat memicu ingat atau lupa, (lebih) mendekatkan atau menjauhkan seseorang... dengan Tuhannya.
Setiap kata, adalah kekuatan. Setiap kekuatan, adalah refleksi daya lahir dan batin pribadi penulisnya. Dan..., setiap penulis, adalah maha karya dari Sang Penulis, Pemilik Pena.
Maka, terlihatkah DIA?
@kur
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H