Mohon tunggu...
A Kurniawan
A Kurniawan Mohon Tunggu... Buruh - Pemerhati Seni dan Soal Sosial

Akhirnya, kau temukan diriku. Orang kampung, yang ingin terus belajar sampai.......... mati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melihat "Tuhan" di WA

6 Maret 2020   16:45 Diperbarui: 6 Maret 2020   21:16 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mengawali hari dengan membuka W.A, ada kabar gembira, ada juga.. berita duka. Tak sedikit ungkapan kata salaam, selamat, sekaligus empati rasa.

Entah itu, sekedar mencuplik kata, asal tulis saja, atau.. entah itu, kata-kata kesungguhan.. curahan jiwa.

Tak masalah, ketika tercampur-baur satu tema 'bicara'. Tapi, dapat menjadi soal, ketika pada saat yang sama, ada dua tema berbeda, yang saling berlawanan makna.

Bagaimana mungkin, ada cerita canda dan di saat yang sama ada kisah nestapa. Ada tawa ha-ha-ha, sekaligus ada ucapan belasungkawa.

:::.

Ada yang mampu 'melihat' kehadiran Allah dalam canda; sementara masih ada yang buram, 'melihat' Tuhan dalam belasungkawa.

Apa saja kata-kata di dalam W.A: urusan kerja, keluarga, kawan lama, canda, kata penyejuk jiwa, doa, apa saja..., dapat memicu ingat atau lupa, (lebih) mendekatkan atau menjauhkan seseorang... dengan Tuhannya.

Setiap kata, adalah kekuatan. Setiap kekuatan, adalah refleksi daya lahir dan batin pribadi penulisnya. Dan..., setiap penulis, adalah maha karya dari Sang Penulis, Pemilik Pena.

Maka, terlihatkah DIA?

@kur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun