Mohon tunggu...
Visionary
Visionary Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar SMA

Belajar itu tidak merugikan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tanggapan Teks Anekdot "Merindukan Sosok Pemimpin Humoris"

20 Mei 2023   14:46 Diperbarui: 20 Mei 2023   14:58 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pak Guru : "Aduh... kamu itu keliatannya fokus sekali, ternyata cuman melamun. Ya sudah, kamu kembali ke tempat kamu!"

Andre : "Oke siap pak!"

Pak Guru : "Gini ya temen-temen! Kalian itu kalau dijelaskan itu didengarkan ya! Jangan kaya manusia jenius satu ini! Keliatannya fokus dan diam sekali tapi isinya kosong!"

Satu kelas tertawa terbahak-bahak termasuk Andre setelah mendengar lelucon itu.

      Hal yang menarik dari teks ini adalah tentang sebuah anak yang kelihatannya fokus namun ternyata hanya melamun. Hal ini seringkali dilakukan oleh para murid di sekolah saat pembelajaran.

      Fungsi dominan dari teks anekdot sendiri adalah untuk menghibur pembaca. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Teks anekdot berisikan lelucon dan juga kritikan/sindiran. Teks anekdot dapat menyatukan sisi humoris walaupun digabungkan dengan sindiran atau kritikan.

 

      Seperti pada teks anekdot tersebut yang menceritakan sebuah kisah dimana ada seorang siswa yang belajar di kelas. Siswa yang dikira sangat fokus dan memperhatikan pelajaran, ternyata malah melamun dan tidak memperhatikan pelajaran. Hal ini seringkali terjadi di sekitar kita. Dimana kita sedang melamun, namun di mata orang lain, kita terlihat sangat serius dalam memperhatikan. Hal ini menjadi poin lelucon dari teks tersebut.

      Teks anekdot itu seru dalam proses pembuatan dan juga membaca. Walaupun berisikan kritik atau sindiran, teks anekdot tetap mengandung unsur humoris yang menarik perhatian pembacanya. Jadi, kesimpulannya, teks anekdot merupakan teks yang mengundang kreativitas para penulis dalam membuat cerita yang berisikan kritikan namun memiliki unsur-unsur yang membuat teks anekdot ini tetap menyenangkan.

RDK/31

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun