Kebutuhan masyarakat akan sayur mayur sebagai komoditas hortikultura sumber gizi sangat tinggi, hampir tiap hari pasar sayur didatangi oleh pembeli.Â
Tetapi, di tengah pandemi ini masyarakat dihadapkan oleh situasi untuk mengurangi frekuensi ke pasar karena pertimbangan Social Distancing (Jaga jarak).Â
Pada saat ini pula kreativitas masyarakat semakin terasah. Berbagai ide muncul untuk dapat memenuhi kebutuhan akan komoditas hortikultura tadi. Termasuk pengembangan tanaman sayuran di lahan pekarangan rumah atau hidroponik.Â
Banyak media sebagai pilihannya, polibag plastik, karung bekas, botol bekas, styrofoam, talang air, bambu atau bahkan banyak yang memanfaatkan pipa air PVC, serta banyak contoh lainnya.
Tentunya ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan skala rumah tangga, bahkan apabila produksi berlebih dapat dijual untuk membantu ekonomi keluarga.Â
Bukan hanya sayur mayur saja, komoditas hortikultura yang lain juga bisa ditanam, contohnya: cabai, tomat, terung, seledri dan banyak lagi tanaman yang termasuk umur panen pendek.Â
Juga tanaman buah-buahan sebagai tanaman umur panen panjang. Selanjutnya bisa dikembangkan tanaman organik yaitu tanpa unsur bahan kimia, yang tentunya selain lebih sehat, nilai jualnya juga lebih mahal.Â
Terlebih lagi masyarakat di perkotaan sudah banyak yang mengembangkan pertanian seperti ini, atau sering disebut Urban Farming. Dan sudah banyak penyedia bibit, alat, bahan dan pupuk untuk siapa saja yang berminat bercocok tanam dengan pola hidroponik.Â
Hal-hal seperti ini secara tidak langsung tentu sangat membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat dan kesadaran akan kebutuhan gizi akan semakin terbantu.
Sebenarnya pola budidaya hidroponik ini sudah lama ada, hanya saja pada masa pandemi covid-19 semakin banyak yang berkreasi di rumah. Alasannya, selain memang butuh sayur mayur dan menghasilkan, ada untuk menghilangkan rasa bosan sejak saran di rumah aja.
So, sekarang tinggal action saja, terutama bagi kaum muda milenial yang bisa mengembangkan bakat-bakat kreatif dan bisa menghasilkan uang. Daripada menghabiskan waktu dengan nongkrong tanpa menghasilkan.Â