Mohon tunggu...
Merajut Hati
Merajut Hati Mohon Tunggu... Lainnya - Yayasan Merajut Hati

Yayasan Merajut Hati atau lebih mudah diingat dengan Merajut Hati adalah organisasi non-profit yang bergerak di bidang kesehatan mental di Indonesia. Merajut hati memiliki visi untuk menciptakan kesejahteraan mental bagi seluruh rakyat Indonesia, mengingat masih banyaknya stigma mengenai kesehatan mental di Indonesia dan kurangnya sumber daya, penanganan, dan bantuan pemulihan kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kurangnya Tenaga Kesehatan Mental di Indonesia

22 November 2023   14:40 Diperbarui: 22 November 2023   14:49 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurangnya tenaga kesehatan mental di Indonesia telah menjadi salah satu tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Masalah ini terjadi karena beberapa alasan mendasar yang mempengaruhi ketersediaan, distribusi, dan aksesibilitas tenaga profesional di bidang kesehatan mental.

Pertama, jumlah spesialis kesehatan mental, seperti psikiater dan psikolog klinis, masih jauh di bawah standar (standar WHO 1:30.000) yang diperlukan oleh populasi Indonesia yang besar. Statistik menunjukkan bahwa perbandingan psikiater per jumlah populasi umumnya sangat rendah, yaitu sekitar 1 berbanding 200.000.  sehingga sulit bagi individu untuk mendapatkan bantuan profesional.

Kedua, distribusi tenaga kesehatan mental tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Banyak daerah, terutama di pedesaan, yang kurang terlayani oleh profesional kesehatan mental. Hal ini menyebabkan kesenjangan aksesibilitas bagi mereka yang membutuhkan pertolongan, mengharuskan mereka melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan bantuan. Hingga tahun 2022, hanya 50% dari 10.321 puskesmas mampu membuka layanan kesehatan mental. 

Selain itu hanya 40% dari total 3112 rumah sakit umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan mental. Selain itu masih ada 4 provinsi yang belum memiliki RS Jiwa.Ketiga, pendidikan dan pelatihan dalam bidang kesehatan mental juga menjadi faktor penting. Kurikulum pendidikan yang terfokus pada spesialisasi kesehatan mental masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Diperlukan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang ini agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.

Keempat, stigma terhadap gangguan kesehatan mental juga mempengaruhi minat seseorang untuk memasuki profesi di bidang ini. Masih ada pandangan negatif terkait dengan kesehatan mental yang memengaruhi persepsi masyarakat terhadap profesi di sektor ini.

Kelima, terbatasnya infrastruktur dan dukungan pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan mental juga menjadi hambatan. Diperlukan investasi yang lebih besar dalam fasilitas kesehatan mental dan dukungan kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan layanan ini di seluruh Indonesia.

Kekurangan tenaga kesehatan mental di Indonesia bukan hanya masalah jumlah, tetapi juga tentang distribusi, pendidikan, persepsi, dan dukungan infrastruktur. Solusi jangka panjang membutuhkan investasi, perhatian, dan kerjasama lintas sektor untuk memperbaiki situasi ini dan memastikan bahwa layanan kesehatan mental dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun