Kurangnya tenaga kesehatan mental di Indonesia telah menjadi salah satu tantangan besar dalam menyediakan layanan kesehatan yang memadai bagi masyarakat. Masalah ini terjadi karena beberapa alasan mendasar yang mempengaruhi ketersediaan, distribusi, dan aksesibilitas tenaga profesional di bidang kesehatan mental.
Pertama, jumlah spesialis kesehatan mental, seperti psikiater dan psikolog klinis, masih jauh di bawah standar (standar WHO 1:30.000) yang diperlukan oleh populasi Indonesia yang besar. Statistik menunjukkan bahwa perbandingan psikiater per jumlah populasi umumnya sangat rendah, yaitu sekitar 1 berbanding 200.000. Â sehingga sulit bagi individu untuk mendapatkan bantuan profesional.
Kedua, distribusi tenaga kesehatan mental tidak merata di seluruh wilayah Indonesia. Banyak daerah, terutama di pedesaan, yang kurang terlayani oleh profesional kesehatan mental. Hal ini menyebabkan kesenjangan aksesibilitas bagi mereka yang membutuhkan pertolongan, mengharuskan mereka melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan bantuan. Hingga tahun 2022, hanya 50% dari 10.321 puskesmas mampu membuka layanan kesehatan mental.Â
Selain itu hanya 40% dari total 3112 rumah sakit umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan mental. Selain itu masih ada 4 provinsi yang belum memiliki RS Jiwa.
Ketiga, pendidikan dan pelatihan dalam bidang kesehatan mental juga menjadi faktor penting. Kurikulum pendidikan yang terfokus pada spesialisasi kesehatan mental masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Diperlukan investasi dalam pengembangan sumber daya manusia di bidang ini agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Keempat, stigma terhadap gangguan kesehatan mental juga mempengaruhi minat seseorang untuk memasuki profesi di bidang ini. Masih ada pandangan negatif terkait dengan kesehatan mental yang memengaruhi persepsi masyarakat terhadap profesi di sektor ini.
Kelima, terbatasnya infrastruktur dan dukungan pemerintah dalam penyediaan layanan kesehatan mental juga menjadi hambatan. Diperlukan investasi yang lebih besar dalam fasilitas kesehatan mental dan dukungan kebijakan untuk meningkatkan ketersediaan layanan ini di seluruh Indonesia.
Kekurangan tenaga kesehatan mental di Indonesia bukan hanya masalah jumlah, tetapi juga tentang distribusi, pendidikan, persepsi, dan dukungan infrastruktur. Solusi jangka panjang membutuhkan investasi, perhatian, dan kerjasama lintas sektor untuk memperbaiki situasi ini dan memastikan bahwa layanan kesehatan mental dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H