Bencana Hidrometeorologi adalah  bencana yang berkaitan dengan meteorologi yang dapat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, udara temperature dan curah hujan. Dilansir dari BNPB bahwa 95% bencana di Indonesia adalah bencana hidrometeorologi. Bencana Hidrometeorologi sendiri terdiri atas banjir, Tanah longsor, kekeringan dan cuaca ekstrim seperti hujan lebat dan badai. BNPB sendiri mencatat bahwa pada januari 2021 hingga 30 April  telah tercatat ada 1.205 bencana hidrometeorologi di Indonesia. Dari data tersebut dapat dijelaskan lebih rinci berupa banjir (501), Angin Putting Beliung (339), Longsor (223), Kebakaran Hutan (97), Gelombang pasang (16) dan kekeringan (1). Tidak hanya itu bencana hidrometeorologi pada data diatas menimbulkan banyak korban jiwa dan kerusakan khususnya bencana banjir. Hal ini tidak dapat dihindari karena dampak dan skalanya yang besar membuat masyarakat susah untuk mengungsi.
      Dikutip dari Dr. Urip Haryoko, M.Si bahwa La Nina juga menyebabkan bencana hidrometeorologi, Pada tahun sebelumnya sudah dibuktikan bahwa La Nina memiliki dampak untuk meningkatkan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Perubahan iklim juga akan memberikan dampak di masa yang akan mendatang. Adapun mainstreaming issu perubahan iklim dan aksi iklim meliputi Literasi iklim bagi kaum pemuda dan agama, Literasi iklim dalam bidang informasi dan komunikasi serta sinergi dan kolaborasi dengan  multi pihak. Dr. Hayu S. Prabowo menjelaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat 1 yang tidak mempercayai adanya perubahan iklim sehingga sangat mengkhawatirkan khususnya dalam umat beragama karena perubahan iklim tersebut dapat mengurangi sumber daya yang ada di bumi menurut ajaran agama sehingga pentingnya untuk dapat terus update dan memperluas informasi tentang perubahan iklim, sehingga masyarakat tersebut dapat lebih untuk berantisipasi lebih dini ketika bencana hidrometeorologi akan terjadi kedepannya.
      Lalu adapun peran para pemuda untuk menanggapi bencana hidrometeorologi, yaitu melestarikan bumi seperti menanam pohon, tidak menebang pohon dalam jangka panjang, melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya bencana hidrometeorologi dan cara mengungsi atau menyelamatkan diri ketika terjadinya bencana hidrometeorologi, serta mengajak para pemuda lainnya untuk lebih memperhatikan keadaan di bumi serta perubahan iklim sehingga dapat diantisipasi di masa mendatang. Tidak lupa untuk selalu memperhatikan berita tentang cuaca dan iklim supaya dapat lebih waspada lagi.                  Â
Â
Tulisan ini disusun untuk memenuhi mata kuliah bela negara
Nama: Andrew Septharich Matippanna
NPT: 21.21.0004
Prodi: Klimatologi
Dosen Pengampu: Fendy Arifianto, M.Si
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H