Pemerintah Amerika Serikat masih belum berhenti untuk mengurangi pengaruh Tiongkok dalam teknologi di Negeri Paman Sam itu. Meskipun Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif untuk menunda pelarangan TikTok, kini pemerintah Amerika Serikat melakukan upaya baru untuk melakukan pelarangan terhadap TP-Link.
Para penyidik dari Departemen Perdagangan, Pertahanan, dan Kehakiman kini telah membuka penyelidikan terhadap TP-Link terkait serangan siber Tiongkok. Tujuannya untuk melakukan penjualan produk-produk router TP-Link di Amerika Serikat. Penyelidikan ini didorong atas sebuah surat yang dikirim ke Departemen Perdagangan oleh dua anggota parlemen AS.
"Tiongkok memiliki niat untuk mengumpulkan data tentang orang-orang Amerika dan mereka telah melakukannya. Mengapa (kita) memberi mereka pintu belakang lain? Saya tidak akan membeli router TP-Link dan saya tidak akan memilikinya di rumah saya", kata politisi Krishnamoorthi kepada CNBC.
Meskipun  dikaitkan dengan serangan siber Tiongkok, namun potensi pelarangan ini lebih terkait hubungan TP-Link dengan pemerintah Negeri Tirai Bambu itu.  Menurut Thomas Pace , CEO perusahaan keamanan NetRise dan mantan kontraktor keamanan untuk Departemen Energi, persoalan utamanya terletak pada struktur perusahaan setiap korporasi Tiongkok.
"Banyak orang menduga ada bukti kuat atau semacamnya pada perangkat-perangkat dari produsen Tiongkok ini. Bukan berarti perangkat-perangkat Tiongkok ini sangat tidak aman. Itu bukan risikonya. Risikonya ada pada struktur setiap korporasi Tiongkok", kata Pace.
Ketika dikonfirmasi, pihak TP-Link membantah memiliki hubungan dengan pihak Tiongkok. Secara tegas, pihak TP-Link mengatakan telah berulang kali menjauhkan diri dari hubungan dengan pemerintah Tiongkok.Â
"TP-Link memiliki rantai pasokan internal yang aman, terintegrasi secara vertikal, dan dimiliki oleh AS. Hampir semua produk yang dijual di Amerika Serikat diproduksi di Vietnam, kata perwakilan perusahaan TP-Link kepada CNET.Â
Meskipun begitu, pemerintah As tampaknya melihat TP-Link sebagai entitas Tiongkok. Pada Agustus lalu, misalnya, Komite Khusus Parlemen AS tentang Partai Komunis Tiongkok mendesak penyelidikan terhadap perusahaan TP-Link. Â Alasannya, dengan penggunaan besar produk-produk TP Link di Amerika Serikat, maka efek serangan siber akan sangat masif.
"Tingkat kerentanan TP-Link yang tidak biasa dan kepatuhan yang diperlukan terhadap hukum (Tiongkok) itu sendiri membingungkan. Jika digabungkan dengan penggunaan umum router (di kantor dan rumah) oleh pemerintah (Tiongkok), produk-produk  router, seperti TP-Link dapat digunakan untuk melakukan serangan siber yang luas di Amerika Serikat. Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan", kata sejumlah anggota parlemen AS.Â
Perwakilan TP-Link membantah tegas tudingan itu. Menurut pihak TP-Link, seperti banyak merek elektronik konsumen, router TP-Link memang telah diidentifikasi sebagai target potensial bagi para peretas. Namun sampai saat ini, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa produk TP-Link lebih rentan daripada merek lain. (CNET)