Mohon tunggu...
andrew karamoy
andrew karamoy Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

saya andrew

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Kepercayaan-Kepercayaan pada Tiap-tiap Zaman

15 November 2022   14:14 Diperbarui: 15 November 2022   14:24 5642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam semasa hidup bumi, ada banyak sekali zaman-zaman yang telah dilalui. Dan pada setiap zaman itu, terdapat kepercayaan-kepercayaan yang telah ditemukan. Dari masa paleolitikum hingga masa sekarang, kepercayaan-kepercayaan tersebut terus berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Pada masa praaksara, dimana manusia-manusia pada masa itu belum mengenal tulisan dan masih memiliki akal budi yang sebaik manusia pada zaman sekarang. Dan juga manusia pada zaman ini masih mempercayai hal-hal yang bisa dibilang tidak lazim atau tidak biasa mereka lihat dan saksikan. Dari pengalaman ini lah melahirkan beberapa kepercayaan-kepercayaan yang manusia-manusia pada zaman itu ikuti, seperti penyembahan-penyembahan terhadap alam, binatang, dan juga kepada benda-benda yang mereka anggap mempunyai suatu kekuatan. Kepercayaan-kepercayaan ini bahkan masih ada yang mempraktekkan nya hingga sekarang, terutama di Indonesia, dan hal ini merupakan salah satu dari bagian dari beberapa suku dan adat yang ada di Indonesia yang menjadi kepercayaan adat dari suatu suku di Indonesia. Sebagai buktinya, di Indonesia masih ditemukan bukti-bukti berupa gua-gua yang terdapat lukisan-lukisan yang menggambarkan apa yang terjadi di masa praaksara, dan juga menunjukan kepercayaan-kepercayaan yang mereka anut dulu. Adanya kepercayaan tersebut membuat berkembangnya beberapa kepercayaan di Indonesia, yaitu animisme, dinamisme, dan totemisme.

Adapun animisme merupakan kepercayaan yang mempercayai roh leluhur, dimana orang-orang mempercayai bahwa ketika mereka mendengar suara-suara aneh yang berasal dari suatu objek yang ada di dekat mereka, dan mereka meyakini bahwa objek tersebut memiliki jiwa atau roh leluhur mereka. Hal ini terus berkembang sehingga manusia-manusia mempercayai bahwa objek tersebut memiliki jiwa atau roh. Dan dinamisme adalah kepercayaan yang meyakini suatu benda memiliki suatu kekuatan gaib, seperti batu, gunung, dan lain-lain. Lalu kepercayaan lain yaitu totemisme, dimana kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang meyakini bahwa hewan tertentu disucikan dan tidak boleh diburu, dan juga tidak boleh dikonsumsi.

Zaman paleolithikum atau zaman batu tua dan terjadi pada 600.000 tahun yang lalu, merupakan zaman dimana manusia berburu menggunakan batu-batu besar dan kasar. Di masa ini manusia-manusia menggunakan cara hidup nomaden atau berpindah-pindah tempat tinggal, dan juga manusia-manusia pada zaman ini masih sangat bergantung dengan alam. Sehingga mereka bisa mendapatkan makanan dari berburu, mengumpulkan makanan seperti biji-bijian, sayuran, dan lainnya, dari alam yang mereka lewati atau tempati. Adapun sistem kepercayaan pada masa paleolithikum yaitu animisme dinamisme, dan juga mereka melakukan pemujaan kepada roh nenek moyang mereka. Manusia-manusia pada zaman ini mempercayai bahwa setiap benda mati pasti memiliki roh atau jiwa, sehingga banyak ditemukan tulang belulang manusia yang ada di dalam gua. Dan juga manusia pada zaman paleolithikum ini percaya akan benda-benda disekitarnya memiliki kekuatan gaib, dan hal ini dibuktikan dengan adanya menhir yang digunakan oleh para manusia pada zaman itu untuk melakukan suatu ritual atau upacara untuk memuja roh-roh nenek moyang mereka. Dan sedangkan pemujaan terhadap roh nenek moyang ini diyakini oleh manusia-manusia pada zaman ini bahwa setiap orang yang meninggal akan ke tempat yang lebih baik dari sebelumnya. Manusia di zaman paleolithikum ini percaya bahwa setiap adanya kejadian-kejadian atau fenomena alam yang terjadi disekitar mereka, merupakan akibat dari kemarahan nenek moyang mereka, contohnya seperti gunung berapi dan gempa bumi, mereka percaya bahwa penunggu gunung dan penunggu tanah sedang marah. 

Zaman mesolithikum atau masa batu madya yang terjadi pada 10.000 tahun yang lalu, merupakan zaman dimana muncul nya Homo Sapiens, atau manusia purba. Dan di masa ini manusia-manusia sudah menerapkan hidup yang menetap, contohnya hidup menetap di gua-gua dan juga di pantai, manusia di jaman ini juga sudah memiliki keahlian dalam bidang bercocok tanam walaupun masih sangat sederhana, dan juga ditemukannya sampah dapur yang disebut kjokkenmoddinger. Sama seperti pada zaman paleolithikum, zaman ini juga menganut kepercayaan animisme dinamisme, dimana manusia-manusia pada masa ini mempercayai akan benda mati yang memiliki roh atau jiwa, dan juga mempercayai akan benda-benda di sekeliling nya memiliki kekuatan gaib. Hal ini dibuktikan karena adanya lukisan-lukisan yang berada di suatu gua yang menggambarkan suatu telapak tangan wanita dan gambar hewan, yang para manusia di zaman itu percaya bahwa dari gambar-gambar tersebut dapat mengusir roh-roh jahat. 

Zaman neolithikum, atau zaman batu muda yang merupakan zaman yang memiliki kebudayaan dan teknologi yang sudah mulai cukup berkembang. Dan juga cara hidup manusia dia zaman neolitikum ini sudah sangat beragam, hal ini menyebabkan manusia-manusia di zaman ini mengalami perubahan kebudayaan, dimana para manusia menjadi bekerja sama dan melahirkan sistem sosial. Dan juga masa neolithikum ini merupakan zaman batu terakhir sebelum para manusia memasuki zaman logam. Dan sama seperti dua zaman sebelumnya, zaman neolithikum ini menganut animisme dinamisme, dimana mereka meyakini benda-benda yang ada  di dekat  mereka memiliki jiwa atau roh dan juga memiliki kekuatan gaib, mereka mempercayai ini karena mereka percaya bahwa adanya perwujudan roh atau benda tersebut ditempati oleh suatu roh. Dan mereka melakukan upacara atau ritual ketika ada yang meninggal, mereka akan mengubur mayat tersebut dan memberikan benda-benda seperti perhiasaan, kapak, dan benda-benda lainnya. Dan tujuan dari penyembahan terhadap roh nenek moyang adalah agar mereka mendapatkan kesejahteraan, diberi tanah yang subur, dan hewan-hewan yang dapat berkembang dengan baik. 

Zaman batu besar, atau yang biasa dikenal sebagai zaman megalithikum, merupakan zaman dimana manusia sudah menguasai cara mengolah batu dengan baik. Dan zaman ini adalah perkembangan dari zaman neolithikum dan zaman perunggu, yang sudah mengenal kepercayaan-kepercayaan. Tetapi masih sebatas percaya kepada nenek moyang mereka. Zaman megalithikum ini sendiri memiliki ciri tersendiri dari beberapa zaman lainnya, seperti setiap kelompok atau suku pada zaman ini masing-masing memiliki kepala suku nya sendiri, dan mereka telah menerapkan nilai atau norma pada kelompok tersebut. Sudah memakai sistem pembagian kerja, dan menggunakan hukum rimba, dimana yang terkuatlah yang dapat memimpin. Hal ini bisa ada dan terjadi karena akal budi manusia dan pola pikir nya sudah berkembang secara signifikan dari zaman ke zaman, dan ini juga disebabkan karena keadaan yang terus berubah. Orang-orang pada zaman megalithikum ini sudah mengenal kepercayaan-kepercayaan yang ada, dan juga sudah cukup religius, dimana mereka mempercayai bahwa adanya kekuatan yang luar biasa dari seorang manusia dan diluar batas kemampuan manusia itu sendiri. Lalu mereka meyakini bahwa roh nenek moyang yang mereka sembah ini melindungi mereka dari tempat yang tinggi, sebagai contohnya yaitu, puncak bukit, diatas pohon, dan lainnya, dan untuk membuat roh ini turun, mereka membuat sebuah bangunan megalitik yang akan mereka gunakan untuk tempat mereka bersembahyang kepada nenek moyangnya. Dan juga mereka akan merasa takut akan benda-benda yang besar karena mereka percaya bahwa benda-benda besar itu memiliki kekuatan gaib sehingga mereka menyembah benda-benda tersebut. Sebagai contoh, pohon besar, batu besar, dan hewan yang besar. Tidak hanya benda-benda besar saja yang mereka takuti, tetapi terhadap fenomena alam pun mereka takuti, contohnya seperti banjir, topan, gunung meletus, dan masih banyak lagi. 

Zaman perunggu, zaman ini dibedakan menjadi tiga zaman yaitu, logam, tembaga, dan besi. Di zaman ini manusia-manusia bertempat tinggal menetap, dan juga sudah mulai terjadinya kepadatan penduduk. Dan di zaman ini pula menganut kepercayaan animisme dinamisme, dimana mereka percaya bahwa benda-benda yang ada disekitar mereka memiliki kekuatan supranatural yang diisi oleh roh para leluhur. Manusia pada zaman perunggu ini selalu berdoa dan memohon kepada roh-roh nenek moyang agar dapat diberikan kesehatan,kesuburan, dan keselamatan. Dan juga mereka meyakini bahwa pohon-pohon besar yang ada, memiliki roh-roh atau jiwa-jiwa manusia yang sudah mati, dan roh atau jiwa ini mendiami hutan, gua, pohon dan lainnya. 

DAFTAR PUSTAKA

Media, K.C. (2022). Zaman Perunggu di Indonesia: Ciri-ciri dan Hasil Kebudayaan Halaman all. [online] KOMPAS.com. Available at: https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/16/150000679/zaman-perunggu-di-indonesia--ciri-ciri-dan-hasil-kebudayaan?page=all. 

Mutsani, H. (2019). Zaman Paleolitikum : Pengertian, Ciri, Kehidupan, Kebudayaan, Kepercayaan, Dan Peninggalannya Lengkap. [online] Forbes.Id. Available at: https://forbes.id/zaman-paleolitikum-pengertian-ciri-kehidupan-kebudayaan-kepercayaan-dan-peninggalannya-lengkap/ [Accessed 15 Nov. 2022]. 

Pendahuluan, B. and Belakang, A. (2022). sejarah. [online] Available at: https://www.bphn.go.id/data/documents/pkj_tumbuhnya_aliran_paham_keagamaan.pdf [Accessed 15 Nov. 2022]. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun