Indonesia, sebagai salah satu penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, menghadapi tantangan besar dalam mengelola limbah dari industri ini. Salah satu limbah utama yang dihasilkan adalah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), yang sering kali dianggap tidak memiliki nilai guna. Namun, dengan pendekatan yang tepat, limbah ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan, terutama sebagai bahan baku arang aktif yang ramah lingkungan.TKKS adalah bagian dari kelapa sawit yang tersisa setelah buahnya diambil untuk diolah menjadi minyak kelapa sawit. Limbah ini mengandung komponen kimia seperti selulosa, lignin, dan hemiselulosa, yang membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi, termasuk sebagai pupuk organik, bahan bakar alternatif, dan bahan dasar arang aktif. Dalam konteks penelitian, TKKS memiliki kandungan serat tinggi yang mencapai 72,67% dan selulosa sekitar 38,76%. Struktur kimiawi inilah yang menjadikannya bahan yang ideal untuk proses karbonisasi dan aktivasi menjadi arang aktif.
Arang aktif merupakan material dengan pori-pori halus yang memiliki kemampuan menyerap berbagai zat. Proses pembuatannya melibatkan karbonisasi TKKS pada suhu tinggi, diikuti dengan aktivasi menggunakan bahan kimia seperti KOH (kalium hidroksida). Aktivasi ini bertujuan untuk membuka pori-pori arang, sehingga meningkatkan daya serapnya.
Dalam penelitian terbaru, variasi konsentrasi KOH (25%, 50%, 75%) dan durasi aktivasi (20, 25, 30 jam) diuji untuk menghasilkan arang aktif berkualitas tinggi. Hasilnya menunjukkan bahwa kombinasi konsentrasi KOH 50% dan waktu aktivasi 25 jam menghasilkan daya serap tertinggi, mencapai 525,65 mg/g dengan luas permukaan 997,44 m/g. Arang aktif dari TKKS ini dapat digunakan untuk menyerap polutan dari air, seperti logam berat, sehingga memberikan solusi praktis bagi masalah lingkungan.
Pemanfaatan TKKS sebagai arang aktif tidak hanya memberikan nilai ekonomi tambahan tetapi juga manfaat lingkungan yang signifikan. Beberapa di antaranya adalah:
- Pengelolaan Limbah Berkelanjutan: Alih-alih dibuang, TKKS diubah menjadi produk bernilai tinggi, sehingga mengurangi volume limbah yang harus dikelola.
- Meningkatkan Kualitas Air: Arang aktif yang dihasilkan dapat digunakan untuk menyaring air limbah dari industri, menjadikannya lebih aman bagi lingkungan.
- Mengurangi Polusi Udara: Proses karbonisasi yang dilakukan dengan kontrol suhu dan emisi yang baik mencegah polutan udara.
- Penghematan Sumber Daya: Dengan menggunakan limbah lokal, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor untuk produk seperti arang aktif.
Selain dampak lingkungan, inovasi ini juga membawa potensi ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar perkebunan kelapa sawit. Produk arang aktif dari TKKS dapat menjadi komoditas yang dipasarkan ke industri, seperti pengolahan air, farmasi, dan makanan. Dengan demikian, teknologi ini dapat membantu meningkatkan pendapatan petani dan masyarakat sekitar. TKKS, yang sebelumnya dianggap limbah tanpa nilai, memiliki potensi luar biasa untuk dimanfaatkan menjadi arang aktif yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan teknologi sederhana dan pendekatan yang tepat, limbah sawit dapat menjadi solusi bagi masalah lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru. Sudah saatnya kita memanfaatkan sumber daya lokal ini untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI