Soal menaikan rasio pajak (tax ratio) yang tentu saja beda dengan soal menaikan pajak. Yah ini sebetulnya agak menggelikan, lantaran ditanyakan di sebuah forum debat tingkat tinggi.
Sementara menanggapi soal IKN, jawaban Gibran pamungkas, IKN ini bukan hanya membangun bangunan pemerintah. Tapi juga sebagai simbol pemerataan pembangunan. Simbol transformasi pembangunan di Indonesia. Pembangunan yang Indonesia Sentris, bukan Jakarta Sentris.
Akhirnya ada yang mengaku, dikira cupu ternyata suhu. Dikira planga-plongo, tapi sekalinya nge-rush langsung MVP (most valuable player). Â Harus kita akui Gibran berhasil mendominasi debat cawapres. Ia mewakili generasi muda Indonesia yang punya visi dan misi yang kongkrit untuk membangun bangsa. Bukan sekedar jargon dan pintar memainkan kata tapi kosong makna.
Dikatakan Gibran jadi trending topik di X (dulu twitter) lantaran performanya yang cerdas dan memukau. Survei medsosnya Metro TV menunjukan keunggulan performanya. Dengan pertanyaan, Siapa cawapres yang paling anda pahami penjelasannya? Muhaimin Iskandar 18%, Gibran Rakabuming Raka 75%, Mahfud MD 7%.
Lalu pertanyaan berikutnya, gagasan dalam bidang ekonomi siapa yang paling realistis untuk diterapkan untuk kesejahteraan rakyat Indonesia? Muhaimin Iskandar 7%, Gibran Rakabuming Raka 92%, Mahfud MD 1%.
Siapa cawapres yang paling terkontrol emosinya? Muhaimin Iskandar 4%, Gibran Rakabuming Raka 90%, Mahfud MD 1%. Begitu hasil monitoring Metro TV milik Surya Paloh, Ketua Umum Partai Nasdem.
Untuk menuju Indonesia Emas memang dibutuhkan Generasi Emas, kita butuh future talents yang menguasai future skills. Tentu butuh dana (anggaran), maka Gibran bicara soal pembentukan Badan Penerimaan Negara yang dikomandoi oleh Presiden.
Debat cawapres malam itu begitu singkatnya, tapi Gibran telah memantik beberapa ide progresif yang perlu kita dalami lebih lanjut.
Jakarta, Sabtu 23 Desember 2023
Andre Vincent Wenas,MM,MBA., Direktur Eksekutif, Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H