Membangun Sentra Produktivitas Nasional yang Baru, IKN Visi Jangka Panjang
Oleh: Andre Vincent Wenas
Kita perlu ingatkan kembali alasan utama Jokowi memindahkah Ibu Kota ke Kalimantan. Kebetulan dalam akun X-nya beliau juga mengulangi lagi:
"Mengapa kita membangun Ibu Kota Nusantara (IKN)? Kita ingin menciptakan pemerataan ekonomi, pemerataan penduduk, dan menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru.
Sebanyak 58 persen produk domestik bruto (PDB) ekonomi Indonesia terdapat di Pulau Jawa. Dengan pembangunan IKN ini diharapkan titik pertumbuhan ekonomi baru tidak hanya ada di Pulau Jawa, tetapi juga di luar Pulau Jawa.
Kita ingin pembangunan yang Indonesiasentris, di pulau lain juga ada pertumbuhan ekonomi. Itu yang kita harapkan dari pembangunan IKN kendati tentu saja ini bukan urusan setahun-dua tahun."
Selain tentu saja IKN ini juga merupakan mimpi Bung Karno dan berlanjut terus ke presiden Suharto dan seterusnya. Tapi baru mulai terealisasi sejak Jokowi membangun fundamental perundang-undangan IKN dan memulai pembangunan fisiknya di Penajam, Kalimantan Timur.
Perjalanan masih panjang, tapi jarak seribu mil mesti ditempuh dengan langkah pertama. Dan langkah pertama sudah dimulai. Ini visi jangka panjang, kalau Indonesia tidak mau terus menerus pembangunannya cuma Java-centris.
Bayangkan, 58 persen produktivitas nasional berkutat di Pulau Jawa, dan laksana ada gula ada semut maka berbondong-bondong orang berjubel di Pulau Jawa. Pembangunan fisik pun tersentralisasi di Pulau Jawa. Terus begitu, terjadi semacam "enhancing-loop", gerak semakin memperkuat akumulasi orang dan modal hanya di Pulau Jawa.
Gerak melingkar yang akumulatif ini harus dipotong. Sentra produktivitas nasional baru mesti dirintis, kalau perlu breakthrough, untuk segera dibangun ditempat lain.