Ekonomi Indramayu yang Kemayu, Juni Harto: Perlu Kreativitas untuk Bikin Terobosan
Oleh: Andre Vincent Wenas
Indramayu, nama daerah yang amat dikenal para pengunjung kelab malam di seantero Jabodetabek atau "the greater Jakarta". Lantaran banyak pramuwisma, pemandu lagu atau bahkan prostitusi yang berasal dari kawasan itu. Begitu cerita seorang kawan. Soal kebenarannya? Lembaga survey yang kompeten bisa mengujinya.
Kisah lainnya, jalur pantura (pantai utara) yang melintas di Kabupaten Indramayu sudah tidak seramai dulu. Dengan dibukanya jalur Tol Cipali (Cikopo -- Palimanan) yang mengambil posisi lintasan di sebelah selatan Kabupaten Indramayu maka jalur Pantura relatif jadi sepi. Lewat Tol Cipali perjalanan jadi lebih cepat, tapi jalur pantura lama jadi sepi.
Akibatnya, kata Juni Harto, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Indramayu, "Kegiatan ekonomi Masyarakat di sepanjang jalur Pantura itu pun redup. Semestinya otoritas di Indramayu sudah mengantisipasi persoalan ini jauh hari sebelum dibukanya Tol Cipali beberapa tahun yang lalu. Sehingga kegiatan ekonomi masyarakat bisa beralih ke sektor lainnya."
Ekonomi Indramayu ibaratnya jadi kemayu, ladylike, begitu "kumbang-kumbang" itu tidak lagi mampir, maka sepi pasaran, drop. Namun Juni Harto berpesan, "Kita tidak boleh menyerah dengan kondisi yang ada, bersama teman-teman di ormas kita menjalin kerja sama dan berbuat sebisa yang kita mampu. Kita mendorong agar pemerintah daerah lebih kreatif dan berani membuat terobosan-terobosan."
Sementara itu di website resmi pemerintah daerah Indramayu tertera slogannya yang berbunyi: Indramayu Bermartabat, yang merupakan kependekan dari Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat.
Sebagai slogan itu semua memang keren.
Supaya tidak berhenti cuma jadi slogan, maka dirumuskan lebih lanjut menjadi 10 program kerja yang diunggulkan. Kita sebut saja: Pertama, Indramayu Cepat Tanggap (I-CETA), dimana nomor perangkat daerah, kecamatan, BUMD dan Puskesmas tertera. Maksudnya supaya gampang dihubungi, dan instansi terkait cepat menanggapi setiap kebutuhan masyarakat.
Kedua, Lebu Digital (LE-DIG) untuk menjadikan desa di Indramayu Go Digital. Menurut Bupatinya, Hj. Nina Agustina,SH,MH,CRA., ini sebuah ekosistem desa digital berbasis satelit, yang berfungsi untuk mendigitalisasi semua desa yang tidak memiliki infrastruktur internet terrestrial.