Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Publik Justru Harus Cawe-cawe dalam Skandal Korupsi BTS, Supaya Tidak Masuk Angin!

7 Agustus 2023   11:20 Diperbarui: 7 Agustus 2023   19:59 1101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Ayo Jakarta & Rakyat Merdeka 

Publik Justru Harus Cawe-cawe dalam Skandal Korupsi BTS, Supaya Tidak Masuk Angin!

Oleh: Andre Vincent Wenas

Masuk angin? Apa buktinya? Buktinya, dari BAP (Berita Acara Pemerisksaan) Windy Purnama, direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera disebutkan ada Rp 243 miliar yang mengalir ke Senayan (Gedung DPR), katanya sih ke ketua Komisi-1 DPR.

Logika publik tentu mencernanya itu duit nggak mungkin dimakan sendiri. Mestilah itu buat dibagi-bagi. Kalau nggak, gimana mungkin sampai sekarang -- setelah beberapa bulan -- kok semua anggota Komisi-1 DPR masih tutup mulut terus?

Lebih detil ada cerita sekitar Rp 70 miliar duit diserahkan kepada Nistra Yohan, staf ahli dari Sugiono (Wakil Ketua Umum dan Wakil Ketua Harian Partai Gerindra). Bagaimana kelanjutannya?

Ada juga disebut di media massa nama Happy Hapsoro, tapi katanya belakangan lenyap dari daftar penyelidikan. Happy Hapsoro ini adalah pemilik 99% dari PT Basis Utama Prima dimana dirutnya sudah masuk penjara. Dia -- kebetulan -- suami dari Puan Maharani, Ketua PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR.

Kenapa namanya bisa menghilang dari daftar perbincangan proses penyelidikan? Silahkan tanyakan pada masing-masing anggota Komisi-1 yang selama ini sedang melaksanakan aksi tutup mulut bersama.

Kejaksaan hanya bisa bilang "tak ada bukti" yang langsung mengaitkan ke nama itu. Walau ini bertentangan dengan logika ala pengusaha Kadin yang tahu persis praktek bisnis oligarki melayu.

Atau mungkin mereka semua adalah politisi hebat yang taat sekali terhadap perintah Ketua Umum Parpolnya. Artinya mereka adalah wakil yang loyal dari ketum parpol, bukan wakil rakyat.

Dito Ariotedjo (Golkar) dan Johny G. Plate (Nasdem) ceritanya sudah kita ketahui bersama. Konyol yang kotor sekali. Anggota Komisi-1 DPR, selain PDIP, Gerindra, Golkar, dan Nasdem, ada Demokrat, PAN, PKB, PKS dan PPP. Semua diam, semua bisu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun