Misalnya soal "Kebohongan Awards" dari PSI buat Prabowo Subianto, Sandiaga Uno dan Andi Arief di awal tahun 2019 lalu.
Mantan Sekjen PSI yang sekarang lagi jadi Wakil Menteri ATR/BPN, Raja Juli Antoni pun santai saja menanggapi bahwa 'hoaks award' itu diberikan gegara kebohongan besar yang ditebar para buzzer-nya untuk mendiskreditkan pemerintahan Jokowi di awal tahun 2019.
Bertubi-tubi datangnya, dan PSI menganggapnya sebagai bencana tsunami hoaks melanda Indonesia di tahun politik pada waktu itu.
Prabowo, PSI dan Jokowi nampaknya sekarang rilek-rileks saja. Yang sewot justru segelintir penonton di masa kini. Mereka berusaha mengungkit-ungkit peristiwa "lucu-lucuan" di masa lalu itu.
Entah apa motifnya.
Jelas sekali bahwa uring-uringannya mereka itu dilandasi alasan yang sama sekali tidak jelas. Bingung khan?
Sampai saat ini belum terdengar ada pernyataan resmi PSI untuk "menyatakan dukungan" terhadap Prabowo sebagai bacapres.
Kunjungannya kemarin itu adalah upaya membangun komunikasi politik. Biasa saja bukan? Namanya juga parpol normal, bukan parpol gagu.
Sementara yang jelas ada adalah "catatan sejarah" tentang pernyataan PSI dukungannya pada pasangan "Ganjar Pranowo - Yenny Wahid" sebagai baca(wa)pres 2024 sejak tahun lalu (Oktober 2022).
Dukungan itu, sejauh ini kita dengar belum pernah dicabut.
Dan, yang juga jelas ada adalah: gestur penolakan PDIP terhadap dukungan PSI pada Ganjar Pranowo.Â