Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Duit dari Hilirisasi Nikel Deras Mengalir Masuk, tapi dari Korupsi BTS Malah Menguap Percuma!

12 Juli 2023   23:23 Diperbarui: 12 Juli 2023   23:46 3416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Duit dari Hilirisasi Nikel Deras Mengalir Masuk, Tapi dari Korupsi BTS Malah Menguap Percuma! 

Oleh: Andre Vincent Wenas 

Pendapatan dari ekspor nikel mentah dulu sekitar USD 3 miliar (sekitar Rp 46,5 triliun), lalu Presiden Joko Widodo ngotot menyetop ekspor mentahan. Protes disana-sini pada awalnya, Jokowi bergeming, dan sekarang nilai ekspor nikel olahan sudah sekitar USD 33 miliar. Kalau dirupiahkan jadi sekitar Rp 514 triliun lebih. 

Sudah jelas dan terbukti strategi hilirisasi ini tepat bagi Indonesia untuk melangkah lebih di tahap industrialisasi. Kita tidak mau terjebak dalam apa yang disebut dengan "middle-income trap" seperti di banyak negara-negara Amerika Latin. 

Tapi, 

Baru-baru ini ada yang protes lagi, kali ini dari lembaga keuangan dunia IMF (International Monetary Fund). Lembaga yang biasanya ngasih pinjaman buat negara yang mengalami krisis moneter, sekarang malah mengadvokasi Indonesia untuk mereview strategi hilirisasi nikelnya. Singkat cerita, kurang tepatlah katanya, mending Indonesia ekspor mentahan saja. 

Berbagai argumentasi yang disampaikan IMF, pertama-tama penerapan kebijakan itu mesti berlandaskan analisis terkait biaya dan manfaat lebih lanjut. Dan... nah ini dia, kebijakan hilirisasi nikel perlu mempertimbangkan dampak-dampak terhadap wilayah lain. 

Lalu IMF juga menyebut agar Indonesia mempertimbangkan dampak dari hilangnya pedapatan dari pajak ekspor. Dan berbagai pertimbangan lainnya yang disusun IMF sedemikian rupa sehingga tampak "ilmiah". 

Namun semua argumentasi itu rontok tatkala diperhadapkan dengan kenyataan USD 3 miliar (Rp 46,5 triliun) versus USD 33 miliar (Rp 514 trilun) tadi. Indonesia sudah sangat diuntungkan dengan program hilirisasi awal ini. Ingat, ini pertambahan nilai di awal proses hilirisasi. 

Belum lagi inovasi dan invensi lanjutan dari industrialisasi ini, bukan tidak mungkin ribuan triliun lagi yang bakal kita raup. Hanya saja kita perlu konsisten dan disiplin dalam penerapan strategi ini. Sambil terus membabat habis benalu-benalu di dalam negeri yang sibuk berburu rente (rent-seeking). Mereka culas dan rakus, hanya mementingkan perut buncit mereka sendiri. 

Para benalu ini tentakelnya kemana-mana, menggurita, meregam jalur eksekutif, jajaran legislatif dan masuk ke ruang para penegak hukum lewat pintu belakang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun