Mohon tunggu...
Andre VincentWenas
Andre VincentWenas Mohon Tunggu... Politisi - Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis PERSPEKTIF (LKSP), Jakarta

Merilis kajian di bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Jokowi Melintas di Jalanan Rusak dan Tepuk Tangan Gubernur Lampung

6 Mei 2023   14:26 Diperbarui: 6 Mei 2023   14:32 1230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jokowi Melintas di Jalanan Rusak dan Tepuk Tangan Gubernur Lampung

Oleh: Andre Vincent Wenas 

Jokowi bilang dia sampai tertidur di mobil saat melewati jalan rusak di Lampung. Mulus. Sampai mulas dan jadi malas berkomentar. Sebuah satire khas Jokowi, tentu saja.

Lalu mengenai jalan rusak yang sudah terlalu lama, perbaikannya akan diambil alih pemerintah pusat. Gubernur Lampung Arinal Djunaidi berdalih, jalanan itu rusak gegara pengusaha yang membebani tonase kendaraan angkutannya melebihi kapasitas. 

Tapi menurut warga, kondisi rusaknya jalan itu sudah lama, ada yang bilang sudah lebih 10 tahun. 

Itulah bedanya, Jokowi menghadapi masalah jalan rusak langsung beri solusi, ambil alih tanggung jawab dan segera bereskan. Tapi Arinal Djunaidi malah menyasar kambing hitam, cari alasan, malah sempat-sempatnya sambil tepuk tangan. Solusi terhadap masalah yang sudah sepuluh tahunan itu datangnya dari Presiden, bukan dari pemda setempat. Sebenarnya ini sangat memalukan.

Langsung 800 milyar rupiah akan dikucurkan pemerintah pusat untuk perbaikan 15 ruas, termasuk yang barusan dilewati Pak Jokowi. Segera lakukan lelang. Namun ada pembagian tugas juga, jalan propinsi itu tanggung jawabnya Gubernur, dan jalan kabupaten itu oleh Bupati/Walikota. 

Tapi yang sudah lama rusaknya (dan tidak diperbaiki) akan diambil alih pemerintah pusat. Wah, malu dong pemdanya.

Jalan adalah infrastruktur penting yang menunjang mobilitas perekonomian dan kehidupan sosial. Warga Lampung sudah fasih bercerita bagaimana kendaraan mereka kerap terperosok di tengah jalan, bukan di pinggir jalan. Lantaran tengah jalannya berupa kubangan lumpur. 

Apa-apa jadi mahal, bahan bakar, biaya perawatan, buang-buang waktu di jalan. Maka otomatis inflasi tedongkrak naik. Kita tidak tahu apakah masih ada pungli di sepanjang jalan. Ongkos tambah membengkak. Pergerakan orang dan barang jadi susah, dan sama sekali tidak efisien. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun