Mohon tunggu...
Andrew Black Parker Siagian
Andrew Black Parker Siagian Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/UNAIR

Mahasiswa aktif semester 1 jurusan D3 Keperawatan di Universitas Airlangga. Meminati bidang Kesehatan dan Sosial.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

1 Dari 10 Anak Di Indonesia Mengalami Keterlambatan Berbicara: Gadget Menjadi Penyebab Utamanya?

8 Januari 2025   10:50 Diperbarui: 8 Januari 2025   10:50 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Siapa yang tidak senang menggunakan gadget? Alat canggih seperti handphone, tablet, dan laptop dengan beragam kegunaan. Sejak kemunculannya, alat ini telah banyak membantu kehidupan manusia, seperti membantu akses informasi dan kemudahan berkomunikasi. Tak jarang juga gadget digunakan sebagai alat penghilang bosan. Game, tayangan video, hingga media sosial merupakan salah satu fungsi yang ditawarkan gadget untuk menghilangkan kebosanan penggunanya. Oleh karena itu penggunaan gadget tidak terbatas pada suatu kalangan usia saja. Dari tua hingga muda, hampir semua kalangan telah menggunakan gadget di era sekarang ini. 

Walau membawa dampak positif, ternyata akses terhadap gadget juga membawa banyak dampak negatif. Salah satu permasalahan yang tengah menjadi perbincangan publik terkait penggunaan gadget adalah maraknya anak-anak yang mengalami speech delay atau keterlambatan berbicara. Penyebab dari munculnya kasus ini dipercaya akibat dari pemberian gadget kepada anak sejak usia dini. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya orang tua saat ini yang memberikan gadget kepada anak mereka yang berusia 0 -- 2 tahun baik untuk menghindarkan mereka dari rasa bosan atau menangkan mereka saat menangis. Ada pula orang tua yang memberikan gadget pada anak mereka karena mereka sendiri sibuk dengan gadget mereka.

 Apa pun itu alasannya, kebiasaan ini perlu dihentikan secepatnya. Apabila hal ini tidak ditanggapi dengan baik oleh orang tua di indonesia, dikhawatirkan akan terus terjadi peningkatan kasus speech delay pada anak-anak di Indonesia. Berdasarkan data, prevalensi speech delay pada anak-anak di indonesia bernilai 5% -- 10% (Mahmudianti dkk, 2023). Artinya, 1 dari 10 anak di indonesia berkemungkinan mengalami speech delay. Angka ini masih termasuk tinggi dan dapat terus bertambah jika tidak ada penanganan yang baik.

Selain speech delay, penggunaan gadget pada anak juga berdampak pada permasalahan komunikasi lainnya. Berikut ini beberapa dampak negatif lain dari gadget pada perkembangan komunikasi anak: 

1. Kurangnya Kosakata

Perkembangan kemampuan berbicara pada balita dipengaruhi oleh interaksi mereka dengan orang-orang disekitar. Balita yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama gadget akan kehilangan kesempatan untuk mengetahui kosa kata baru dalam konteks nyata. Contohnya saja balita yang diberikan konten video musik anak, seperti cocomelon. Video-video musik seperti ini cenderung diputar berulang kali pada anak. Akibatnya mereka hanya akan mengetahui kosa kata yang sama dari tayangan video tersebut.

2. Minimnya Kemampuan Berinteraksi Secara Verbal

Faktor utama dalam perkembangan komunikasi anak adalah interaksi. Dengan menggunakan gadget, anak tidak mendapatkan percakapan dua arah yang melibatkan kontak mata, ekspresi wajah, dan nada suara. Oleh karenanya, Balita yang sering menggunakan gadget cenderung kesulitan berkomunikasi secara efektif dalam situasi sosial.

3. Gangguan Fokus dalam Berkomunikasi

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat membuat balita terbiasa dengan stimulasi visual dan audio yang cepat. Akibatnya, mereka mungkin kesulitan memusatkan perhatian pada percakapan atau tugas komunikasi yang membutuhkan konsentrasi lebih lama.

Untuk mendukung perkembangan komunikasi balita, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    3. 3
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Parenting Selengkapnya
    Lihat Parenting Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun