Saat ini teknologi internet semakin berkembang dengan pesat, namun tidak diikuti oleh literasi digital yang baik. Berdasarkan laporan Status Literasi Digital Indonesia 2021 yang dirilis oleh Kementerian Kominfo, fakta menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka literasi digitalnya secara umum akan semakin baik.
Mayoritas responden sebesar 67,8% yang berpendidikan tinggi atau S1 ke atas memilliki skor indeks literasi digital di atas rata-rata nasional (indeks tinggi). Sedangkan kelompok responden berpendidikan rendah (SMA ke bawah) sebesar 51,5% memiliki skor indeks literasi digital di bawah rata-rata nasional (indeks rendah). Skor literasi digital tersebut diukur berdasarkan empat pilar indikator, yaitu Kecakapan Digital (Digital Skills), Etika Digital (Digital Ethics), Keamanan Digital (Digital Safety), dan Budaya Digital (Digital Culture).Â
Rendahnya literasi digital ini dimanfaatkan oleh penjahat siber untuk melancarkan aksi penipuan, salah satunya yaitu phising. Arti dari phising adalah upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Data yang menjadi sasaran phising adalah data pribadi, data akun, dan data finansial. Istilah phising berasal dari bahasa Inggris fishing yaitu memancing. Kegiatan phising memang bertujuan memancing seseorang untuk memberikan informasi pribadi secara sukarela tanpa disadari.Â
Pelaku phising akan menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadinya, seperti mengakses aplikasi bank digital, bahkan mencuri uang yang ada di rekening korban. Ada juga pelaku yang menggunakan data untuk melakukan serangan atau ancaman ke suatu institusi. Jika dulu phising sering dilakukan melalui email, saat ini marak pelaku kejahatan menggunakan Whatsapp dalam mengirimkan sebuah file.Â
Mari kita ketahui apa saja modus-modus kejahatan phising melalui chat Whatsapp.
1. Phising Berkedok TilangÂ
Yang pertama adalah modus penipuan dengan mengirimkan surat tilang. Nomor yang tidak dikenal mengaku sebagai kepolisian tiba-tiba mengirimkan chat berisi informasi mengenai tilang dan sebuah file berformat apk. Nah, biasanya orang yang tidak paham akan mengira pesan tersebut adalah benar dari kepolisian dan langsung membuka file apk. Celakanya setelah dibuka, penipu akan melakukan hack dan memiliki kemampuan untuk mengakses data yang ada di ponsel pintar milik korban.
Jadi jangan mudah percaya jika mendapatkan pesan dari nomor yang mencurigakan. Lebih baik konfirmasi ke lembaga yang resmi atau menghubungi kepolisian.Â
2. Phising Berkedok Undangan Nikah
Selanjutnya modus phising dengan mengirimkan surat undangan nikah. Padahal nomor tersebut tidak ada dalam buku telepon atau tidak dikenal. Pelaku juga mengirimkan sebuah file mencurigakan dengan nama "surat undangan digital". Saat korban membuka file berformat apk tersebut, hacker akan mencuri informasi pribadi melalaui ponsel pintar korban yang nanti disalahgunakan.