permainan yang bernama Lato-Lato. Permainan lato-lato yang terdiri dari dua bola plastik yang terikat dengan tali kemudian digoyangkan menggunakan keseimbangan sehingga terdengar bunyi “Tak tok tak tok”. Di samping bunyinya yang membuat kebanyakan orang jengkel, nyatanya permainan ini dapat membantu anak-anak hingga orang dewasa untuk mengatasi permasalahan kecanduan gadget pada era digital. Bagaimana bisa?
Akhir-akhir ini, masyarakat Indonesia sedang gemar bermain sebuahGadget atau gawai menjadi hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia pada era digital. Seluruh kegiatan dapat dilakukan melalui layar kaca yang dapat dibawa kemana pun. Tetapi, gawai sendiri memberikan banyak dampak negatif kepada kehidupan manusia, khususnya untuk anak-anak. Permainan tradisional pernah menjadi pilihan untuk anak-anak menghabiskan waktu. Sekarang, anak-anak lebih memilih untuk menghabiskan waktu melalui layar kaca tanpa berinteraksi dengan orang-orang di sekitar secara langsung.
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa gadget memberikan dampak negatif kepada anak-anak. Akibatnya, anak-anak lebih malas untuk bergerak, memiliki emosi yang semakin tidak stabil, hingga kecanduan dalam penggunaan gadget. Pada awalnya, gadget diciptakan untuk memudahkan komunikasi dan segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia sehari-hari. Tetapi, seiring berjalannya waktu, aplikasi yang terdapat di dalam gadget semakin bervariasi, mulai dari aplikasi media sosial hingga permainan yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan gawai yang berlebihan kepada anak-anak dapat menyebabkan masalah kesehatan. Beberapa siswa mengaku bahwa semenjak mereka memiliki gadget, mereka mengalami susah tidur dan sering terlambat ke sekolah karena bermain gawai hingga malam hari. Nampaknya, semenjak para generasi muda memang susah sekali untuk lepas dari gawai pada era digital ini. Semenjak mereka kecil hingga mereka tumbuh dewasa, segala hal yang mereka lihat di mana pun dan kapan pun membutuhkan gadget. Akan menjadi hal yang sangat sulit untuk melepaskan kebiasaan buruk itu, bukan?
Tetapi, semenjak muncul permainan Lato-Lato yang mulai digemari masyarakat Indonesia, hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk menghalau anak bermain gadget secara berlebihan. Bagaimana bisa? Lato-Lato yang menjadi viral di Indonesia diketahui oleh masyarakat melalui media sosial. Banyak selebriti media sosial secara tidak langsung mempromosikan keberadaan permainan ini. Kelihatannya memang cukup mudah untuk memainkan Lato-Lato hingga dapat seimbang dan kedua bolanya membentur satu sama lain. Tetapi, pada kenyataannya dibutuhkan konsentrasi dan keseimbangan yang tinggi untuk andal dalam bermain Lato-Lato.
Sebenarnya, permainan ini tidak muncul begitu saja pada era digital. Permainan ini sudah sempat dijual-belikan di Indonesia pada beberapa tahun yang lalu sebelum era digital dimulai. Alih-alih bermain gadget, terpaku pada layar kaca, dan tidak melakukan interaksi secara langsung, dengan bermain Lato-Lato anak-anak dapat mengistirahatkan mata mereka dari penggunaan gawai yang berlebihan. Konsentrasi penuh dan perasaan bahagia ketika kedua bola dapat berbenturan satu sama lain akan didapatkan oleh anak-anak ketika bermain lato-lato.
Pastinya, permainan ini menimbulkan pro dan kontra. Ditambah sempat beredar Lato-Lato yang menyebabkan seorang anak laki-laki mengalami sakit mata. Kemudian, pada sejarahnya Lato-Lato juga di-banned di negara Amerika Serikat karena dinilai dapat membahayakan. Selain itu, suara yang dihasilkan dari permainan ini cukup mengganggu beberapa orang. Terlepas dari hal tersebut, pada sisi positifnya permainan ini dapat membantu anak-anak untuk lepas dari gawai dan mulai berinteraksi secara nyata.
Era digital mengakibatkan banyak anak-anak yang menjadi kecanduan dengan gadget. Banyak aplikasi yang dapat digunakan di dalam gadget, membuat anak-anak kurang berinteraksi hingga mendapatkan masalah kesehatan. Gawai memang menjadi hal yang sulit untuk dilepaskan pada era digital ini. Kemunculan Lato-Lato yang digemari semua kalangan akhir-akhir ini dapat menjadi salah satu pelarian bagi generasi muda untuk lepas dari kecanduan gadget-nya.
Sumber referensi:
Chaidirman, Indriastuti, D., & Narmi. (2019). Fenomena Kecanduan Penggunaan Gawai (Gadget) pada Kalangan Remaja Suku Bajo. Journal of Holistic Nursing and Health Science 2(2).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H