Kebijakan dan Tindakan Sosial para Politisi yang Un-Faedah! Lalu Apa Pelajarannya?
Oleh: Andre Vincent Wenas
Atap rumah di sebuah kawasan ibu kota diinstruksikan olah Gubernur Anies Baswedan untuk dicat warna-warni. Hasilnya? Warna-warni coreng-moreng yang hanya bisa dilihat dari ketinggian kalau Anda naik helikopter. Atau kalau punya drone untuk sekedar bikin konten atau foto-foto udara. Itu saja. Berfaedahkah secara sosial? Jelas sangat un-faedah!
Politisi PKS menegaskan bahwa dari penelitiannya menunjukkan bahwa mereka berhasil mengetahui bahwa 70 persen siswi di Kawasan Depok sudah tidak perawan! Entah bagaimana metode penelitiannya, apakah sekedar wawancara atau dilakukan tes-keperawanan di klinik, kita tidak tahu. Hanya mereka yang tahu!
Ini aktivitas untuk tujuan apa? Tidak jelas. Padahal sudah beberapa periode kepemimpinan eksekutif (dan legislatif) di daerah Depok sana dikuasai oleh kader-kader PKS sendiri. Apakah ini prestasi PKS? Walahuallam! Apakah penemuan sosial PKS ini berfaedah? Jawab sendirilah.
Ada terlalu banyak kisah memalukan dari para politisi model seperti ini. Dari kebijakan, aktivitas sampai ke pernyataan-pernyataan yang juga tanpa logika kewarasan. Masih ingat khan nama Jamaludin (DPRD DKI Jakarta, fraksi Golkar) yang ngamuk-ngamuk lantaran komitmen bancakannya lewat usulan tunjangan jumbo -- katanya --telah "dikhianati" oleh PSI.
Sehingga ia sampai tega mendemonstrasikan kedunguan dengan balas dendam lewat aksi walk-out ngawurnya. Yang walau ngawur, anehnya toh diikuti pula oleh seluruh fraksi lainnya. Ya seluruhnya! Astaga-naga-bonar, ada apa dengan parpol-parpol kita ya?
Pernyataan-pernyataan politik dari para politisi lain, misalnya saja Mardani Ali Sera yang bilang bahwa Sang Tersangka M. Rizieq Shihab adalah mutiara! Atau Fadli Zon yang dengan semangat "maju tak gentar membela yang ambyar" tetap ngotot membela FPI lantaran 6 laskar khususnya mati konyol dalam baku tembak melawan aparat negara.
Lagi, kabarnya ada politisi gaek yang selama ia ada di puncak kekuasaan ikut "mengendorse" kontrak pembelian gas. Padahal pasokan gas domestik kita lebih dari cukup.
Sekarang Komut Pertamina yang dikenal anti-korupsi itu lagi bongkar-bongkar dan bersih-bersih segala model kontrak bodong seperti itu. Pasti ada yang kebakaran jenggot... eh yang ini tak punya jenggot, cuma secuil kumis model chaplin katanya.
Kalau Anda terarik untuk menjelajahi dunia kedunguan seperti ini, ketik saja nama-nama di atas di perangkat pencari digital (search engine), mudah sekali kok.