Dalam lagu mars SMA Katolik Pangudi Luhur kata-kata itu tertulis. Belajar yang benar, mengabdi yang suci. Apa maknanya?
Tentu belajarlah hal benar (kebenaran), caranya juga benar dan dengan intensinya yang juga benar. Jalan kebenaran.
Ini filosofis sekali. Mencari kebenaran, yang note bene tak pernah usai, sepanjang perjalanan hidup kita, dengan epistemologi atau metode yang adekuat, dan dengan cara-cara atau perilaku yang secara etis bisa dipertanggungjawabkan.
Bukan dengan main terabas, menghargai proses dan dengan maksud yang baik. Bukan nanti hasil belajarnya (yaitu kepandaian) untuk jadi culas, oportunis dan egois.
Jangan sampai alumni PL ada yang seperti itu. Di bidang ekonomi atau dunia usaha, tidak culas. Dan kalau masuk ke dunia politik pun tetap nasionalis dan tidak main politik uang atau politik identitas yang memecah belah bangsa. Amit-amit.
Lantaran kebersamaan (solidaritas) belajar kita intensinya untuk mengabdi kepada yang suci, kebaikan, kemaslahatan umum (bonum commune/publicum), demi solidaritas kemanusiaan.
Tahun 2020 ini SMA Katolik Pangudi Luhur Jakarta merayakan lustrumnya yang kesebelas, 55 tahun sudah sejak berdirinya di tahun 1965.
Lantaran pandemi Covid-19, lustrum XI SMA-PL ini akan diselenggarakan secara virtual. Bertajuk 'Gue Siap Nongol' (nongol di layar virtual maksudnya), peserta pesta lustrum yang nota-bene semuanya laki-laki alias pria (sejati pula, katanya) akan 'setor muka' di layar, dan kalau sempat akan ngobrol (ngebacot?) lewat platform virtual itu. Seru!
Para alumni yang bertebaran di seantero bumi ini akan ikut serta setelah menyanggupi pernyataan 'gue siap nongol' itu tadi. Ada yang dari seberang benua, ada yang dari kantor pemerintahan (menteri, dirjen), dari berbagai gedung perkantoran (dirut, manajer) atau pun dari rumah masing-masing lantaran work-from-home.
Semua mantan murid sedang berkarya, mengaktualisasikan hasil belajar di sekolah yang dulu jadi sumber ilmu dan pelatih (coach)-nya.