Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bagaimana Sikap Anda terhadap Tunjangan Jumbo DPRD DKI Jakarta, Setuju atau Menolak?

6 Desember 2020   20:10 Diperbarui: 6 Desember 2020   20:38 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kontroversi ini tentu sangat intens terjadi di internal parlemen Jakarta, tapi tak kurang hiruk pikuknya di ruang publik. Yah ini wajar saja, karena di luar gedung parlemen Jakarta banyak pula para kader partai lain dan para pendukung fanatiknya.

Disebut pendukung fanatik ya karena memang dukungannya sudah di level emosional. Tak ada rasionalitas lagi di situ.

Yang mengherankan, ada juga sekelompok kecil yang sama sikapnya dengan PSI yaitu menolak kenaikan tunjangan jumbo tapi juga  mencibir ke arah PSI. Entah mengapa?

Fokusnya bukan lagi kepada isu sentral yang sudah jelas dan terang benderang ini: setuju atau menolak, tapi justru malah memelototi PSI, entah pula apa yang dipelototi untuk kemudian dicibiri? Tidak jelas, yang jelas ya hanya mencibir. Sayang sekali.

Kita mengusulkan, bagaimana jika fokusnya juga diarahkan ke fraksi/partai lain yang setuju dengan kenaikan jumbo itu? Tanyakan dan pelototi juga.

Sebagai penutup, kita garis bawahi sekali lagi, persoalan sikap terhadap usulan tunjangan jumbo DPRD DKI Jakarta ini sudah jelas dan sebetulnya sangat sederhana: setuju atau menolak, dengan segala pertimbangannya yang sudah disinggung di atas. Itu saja.

Sekarang, bagaimana dengan Anda sendiri? Setuju atau menolak?

06/12/2020

*Andre Vincent Wenas*, Direktur Kajian Ekonomi, Kebijakan Publik & SDA Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB).


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun